Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indriana Kartini menilai Lima pilar penting kebijakan luar negeri China yang dikenal sebagai "Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai" (Five Principles of Peaceful Coexistence) merupakan nilai yang bersifat universal dan relevan dengan nilai-nilai yang dianut Indonesia serta ASEAN.

Dia juga menilai butir-butir prinsip China ini juga penting untuk menjaga perdamaian.

"Jika semua negara menganut 'Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai', saya pikir hal itu akan berkontribusi dalam menjaga stabilitas regional dan perdamaian dunia," kata Indriana Kartini dalam wawancara dengan Xinhua belum lama ini.

Lima prinsip itu mencakup saling menghormati kedaulatan negara, tidak menyerang, tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, menunjukkan kesetaraan dan kerja sama yang saling menguntungkan, serta hidup berdampingan secara damai.

Prinsip tersebut bukan hanya menekankan pada aspek perdamaian, tetapi juga manfaat ekonomi bersama. Indriana menyebut bahwa negara-negara mitra China, termasuk Indonesia, diuntungkan dengan adanya prinsip kerja sama yang saling menguntungkan terutama di bidang ekonomi.

"Esensi Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) bermanfaat dalam menciptakan konektivitas tidak hanya untuk China sendiri, tetapi juga dengan Asia, dan BRI sesuai dengan kepentingan nasional negara-negara Asia," ujarnya.

Indriana juga menekankan pentingnya bagi negara-negara Global South untuk mengonsolidasikan upaya bersama guna menghadapi berbagai tantangan.

Dia juga menyoroti sejumlah mekanisme kerja sama, seperti BRICS, yang berbeda dengan beberapa aliansi lain yang mementingkan hegemoni dan pikiran menang-kalah.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024