Jamaah haji non-regular banyak ditemukan setelah mereka bermasalah dengan kesehatannya. Oleh aparat Saudi mereka dibawa ke KKHI

Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo menyebutkan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) tetap melayani jamaah haji non-reguler yang membutuhkan layanan kesehatan.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, Liliek mengungkapkan ada sekitar 20 peserta haji non-reguler yang berobat ke KKHI selama periode puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armunza).

"Jamaah haji non-regular banyak ditemukan setelah mereka bermasalah dengan kesehatannya. Oleh aparat Saudi mereka dibawa ke KKHI," tutur Liliek.

Hal ini karena aparat Saudi hanya mengenal KKHI sebagai fasilitas kesehatan khusus jamaah haji Indonesia, sehingga setiap jamaah haji Indonesia yang sakit akan dibawa ke KKHI.

Baca juga: KKHI dekatkan layanan poli risti bagi jamaah

Dia menjelaskan penyebab sakit jamaah haji non-reguler tersebut beragam, mulai dari kelelahan hingga penyakit bawaan seperti diabetes melitus dan jantung.

Liliek juga menjelaskan tentang seorang haji non-reguler yang dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) dengan identitas yang kurang jelas. Awalnya, peserta haji tersebut ditolak di RSAS, kemudian dibawa dan dirawat di KKHI. Namun karena kesadarannya mulai menurun, peserta haji tersebut dirujuk kembali ke RSAS dan diterima dengan baik.

Pada kesempatan tersebut, Liliek menambahkan pada 2023 terdapat 238 peserta haji yang mengikuti Program Safari Wukuf. Untuk mengangkut mereka, disediakan 15 bus, dengan 6 bus diantaranya khusus untuk jamaah yang harus berbaring.

Tahun ini jumlah jamaah haji yang mengikuti safari wukuf hanya 53 orang, karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan untuk berangkat bersama kloter.

Baca juga: 51 calon haji masih jalani perawatan jelang wukuf di Arafah

Liliek mengatakan hal tersebut saat menerima kunjungan Konsulat Jenderal (Konjen) Jeddah Yusron B Ambary di KKHI Makkah pada Selasa (26/6). Yusron menerima laporan adanya beberapa jamaah haji non regular seperti furoda maupun jamaah haji visa ziarah datang ke klinik dibawa oleh aparat Saudi karena kondisi sakit.

Menurutnya, pengawasan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi terhadap KKHI sangat ketat, sehingga hampir setiap hari mereka melakukan kunjungan ke KKHI.

Dia menyebutkan jumlah kasus kematian jamaah haji secara keseluruhan pada 2023 mencapai 800 orang. Hal ini menjadi catatan bagi Pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan haji.

Menurutnya, fasilitas kesehatan yang dimiliki Indonesia, seperti KKHI, sangat membantu pihak Arab Saudi dalam menangani jamaah haji yang sakit.

Baca juga: KKHI Makkah siapkan empat tim kesehatan saat puncak haji

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024