Sekarang sudah banyak teknologi digital yang memampukan kita lebih pandai kelola uang,
Jakarta (ANTARA) - Komisaris PT Bank Jago Tbk Anika Faisal mengajak kaum perempuan untuk terus mengasah kecerdasan dalam pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan teknologi digital secara bijak.

Saat ini, ujar dia, pengelolaan keuangan dan alokasi anggaran berbasiskan skala prioritas bisa dilakukan menggunakan aplikasi digital dalam smartphone. Aplikasi Jago, misalnya, yang memungkinkan nasabah untuk membuat banyak alokasi anggaran melalui fitur Kantong.

“Kalau zaman dulu, ibu saya kelola uang pakai amplop. Misalnya amplop buat belanja, buat jajan, buat sekolah anak, dan lain-lain. Sekarang sudah banyak teknologi digital yang memampukan kita lebih pandai kelola uang,” kata Anika dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Bank Jago sebut peran nasabah penting untuk hindari kebocoran data

Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, menurut dia, perempuan bisa merencanakan pengelolaan keuangan dan anggaran berbasiskan skala prioritas, bukan malah menjadi konsumtif dengan pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan.

Setelah bisa memenuhi semua kewajiban keuangan dan kebutuhan sehari-hari, lanjut Anika, perempuan juga perlu belajar investasi. Ini dapat dimulai dengan mempelajari ragam produk investasi dan risikonya sebagai langkah awal.

Dia juga mengingatkan perempuan harus memilih produk investasi sesuai dengan kebutuhan jangka waktu dan risiko. Yang terpenting, jangan melakukan investasi hanya karena takut tertinggal dengan orang lain atau fear of missing out dan jangan memilih produk investasi dengan return tinggi dalam waktu singkat.

Agar berinvestasi lebih mudah, Anika mengatakan bahwa Bank Jago juga memiliki kolaborasi dengan platform investasi online, yaitu aplikasi Bibit dan Stockbit. Kolaborasi Jago dengan Bibit dan Stockbit membuat pengguna bisa berinvestasi dalam satu aplikasi secara seamless dan dengan modal berapa saja.

“Kita juga bisa menawarkan jasa atau membuka usaha dari rumah dengan memanfaatkan teknologi di ekosistem digital. Dengan teknologi,  modal kita untuk berusaha, berinvestasi tidak harus besar, yang penting punya niat baik dan keahlian,” kata Anika.

Baca juga: Bank Jago masuk daftar bank terbaik Asia Pasifik versi CNBC-Statista

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2023 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat sebesar 65,4 persen dan tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 75,02 persen.

Berdasarkan gender, tingkat literasi keuangan perempuan tercatat sebesar 66,75 persen atau lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang sebesar 64,14 persen. Demikian pula dengan tingkat inklusi keuangan, perempuan tercatat sebesar 76,08 persen atau lebih tinggi dari laki-laki yang sebesar 73,97 persen.

Mengingat perempuan memiliki peran penting dalam literasi dan inklusi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan turut mendorong perempuan, terutama ibu rumah tangga, untuk meningkatkan ketahanan finansial keluarga sekaligus menggerakkan perekonomian negara. Kaum hawa dinilai punya peran penting dalam manajemen keluarga dan memiliki tingkat kecerdasan mengelola keuangan yang lebih baik ketimbang laki-laki.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, dirinya senang mengetahui tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan berada pada level di atas laki-laki.

Menurut dia, tantangannya tinggal bagaimana memberikan akses keuangan yang lebih besar terhadap perempuan.

“Ini harus jadi prioritas karena kalau kita lihat, tingkat kepatuhan pengembalian kredit atau pembiayaan UMKM jauh lebih tinggi jika diberikan itu kepada perempuan,” ujar Mahendra.

Baca juga: Bank Jago layani 11,1 juta nasabah pada kuartal I 2024

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa perempuan Indonesia punya potensi yang sangat besar dalam menggerakkan ekonomi keluarga maupun negara. Ini terkonfirmasi dari tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang mencapai 51,71 persen dari total 105,6 juta perempuan berusia produktif atau di atas 15 tahun.

“Hari ini hampir semua ibu-ibu pasti pegang handphone dan banyak yang sudah maju ekonominya. Kalau saya lihat statistiknya, 62% perempuan Indonesia sekarang menabung. Karena sudah punya tabungan, berarti mulai banyak ide dan banyak pula orang yang mampu menangkap emotional preference atau tahu cara memainkan emosi ini,” kata Sri Mulyani.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024