Beijing (ANTARA) - China berencana memperluas kolaborasi internasionalnya dalam upaya eksplorasi Bulan yang akan datang menyusul keberhasilan operasi membawa muatan (payload) dari Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA), Prancis, Italia, dan Pakistan dalam misi Chang'e-6 China.

Misi eksplorasi Bulan Chang'e-7 China akan membawa enam instrumen ilmiah internasional, dan Chang'e-8 akan menawarkan kapasitas muatan internasional sebesar 200 kilogram dan telah menerima lebih dari 30 permohonan, kata Liu Yunfeng, wakil direktur departemen kerja sama internasional di Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA).

Misi Chang'e-7, yang dijadwalkan diluncurkan sekitar 2026, siap untuk menyurvei wilayah kutub selatan Bulan. Wahana antariksa Chang'e-8 akan diluncurkan sekitar 2028 untuk melakukan eksperimen pemanfaatan sumber daya Bulan dan, bersama dengan Chang'e-7, menjadi model dasar Stasiun Penelitian Bulan Internasional (International Lunar Research Station/ILRS) pada 2035.

CNSA telah menandatangani dokumen kerja sama dengan lebih dari 10 negara dan organisasi internasional dalam proyek ILRS, ungkap Liu dalam konferensi pers pada Kamis (27/6).

Dalam misi Chang'e-6, China telah memenuhi komitmennya untuk mengalokasikan 10 kilogram kapasitas muatan pada wahana pendarat (lander) dan 10 kilogram lainnya pada wahana pengorbit (orbiter) untuk kerja sama internasional, ujar Hu Hao, kepala tim perancang misi Chang'e-6, dalam konferensi pers tersebut.

Menurut Liu, tugas-tugas kolaborasi internasional dalam misi itu berjalan dengan baik. Muatan DORN milik Prancis bekerja selama 32 jam, dan muatan NILS milik ESA bekerja selama 3 jam 50 menit di permukaan Bulan.

Liu juga mengatakan bahwa retroreflektor laser Italia yang dipasang di atas lander beroperasi dengan normal.

China mengirimkan data yang disediakan oleh CubeSat di wahana antariksa Chang'e-6 ke Pakistan pada 10 Mei 2024. Satelit kubus ICUBE-Q dikembangkan oleh Institut Teknologi Antariksa Pakistan dan Universitas Jiao Tong Shanghai China.

"Terlepas dari perbedaan bahasa, budaya kerja, dan protokol pengembangan, kami telah bekerja sama untuk melakukan serangkaian tes yang ekstensif selama satu tahun terakhir dan lebih banyak lagi, dan menyelesaikan tugas tersebut dengan sukses," kata Hu.

"Pengalaman yang tak ternilai ini dapat memperkaya keahlian kami dan mempersiapkan kami untuk menangani tugas-tugas yang lebih canggih lagi di masa depan," imbuh Hu.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024