Nairobi (ANTARA) - Menerjang cuaca dingin di pagi hari, sekelompok atlet berlari melewati jalan berliku di Nandi Hills, yang terletak sekitar 350 kilometer sebelah barat laut Nairobi. Aktivitas tersebut merupakan bagian dari rutinitas harian mereka guna membangun stamina untuk lomba lari jarak menengah dan jauh.

Perina Lokure Nakang, perempuan pengungsi dari Sudan Selatan, adalah bagian dari kelompok tersebut yang sedang dalam persiapan akhir untuk Olimpiade Musim Panas 2024, di Paris, Prancis, pada akhir Juli 2024.

Atlet berusia 21 tahun itu terpilih sebagai bagian dari Tim Pengungsi Olimpiade, dan dia akan bertanding dalam nomor lari 800 meter.

Nakang (pertama kanan) berbicara dengan rekan satu timnya di sekolah All4Running di Kabupaten Nandi, Kenya bagian barat, 22 Juni 2024. (Xinhua/Wang Guansen)

Tim Pengungsi Olimpiade, yang pertama kali tampil di Olimpiade Rio 2016, menyatukan atlet pengungsi dari berbagai negara dan kawasan menjadi satu tim.

Nakang tiba di Kenya pada 2010 setelah mengungsi dari Sudan Selatan bersama bibinya untuk mencari tempat yang aman dari konflik sipil di tanah airnya.

Dia mengatakan kepada Xinhua pada 22 Juni bahwa hidupnya di Kenya dimulai di Kamp Pengungsi Kakuma, yang terletak sekitar 750 kilometer sebelah barat laut Nairobi.

Kakuma adalah kamp terbesar kedua di negara itu, yang menampung sekitar 288.000 pengungsi dari sembilan negara, termasuk Sudan Selatan, Ethiopia, Burundi, dan Republik Demokratik Kongo.

Selama di kamp tersebut, Nakang melakukan berbagai kegiatan olahraga untuk menghabiskan waktu, yang terletak di daerah kering yang ditandai dengan suhu sangat tinggi dan curah hujan rendah.

"Saya sangat menikmati bermain sepak bola di lapangan terbuka, dan saya melihat rekan-rekan saya berlari, dan saya pikir mereka hanya mengejar angin," kata Nakang.

Nakang (depan kiri) melakukan peregangan setelah latihan pagi di Kabupaten Nandi, Kenya barat, 22 Juni 2024. (Xinhua/Wang Guansen).

Akhirnya, salah satu temannya meyakinkannya untuk mulai berkompetisi dalam perlombaan yang diselenggarakan di kamp tersebut, dan dia mulai meraih kemenangan demi kemenangan.

Catatan waktu terbaiknya untuk nomor lari 800 meter adalah 2 menit 12 detik. Namun, dia bertekad untuk meningkatkan menjadi 2 menit 07 detik saat tampil di Olimpiade Paris 2024.

Namun, titik baliknya terjadi ketika Janet Jepkosgei, yang memenangkan medali perak di Olimpiade Beijing 2008 untuk nomor lari 800 meter, melihatnya dalam sebuah kompetisi atletik pada 2022.

Berkat penampilan Nakang yang luar biasa di olahraga lintasan dan lapangan, dia mendapat beasiswa untuk belajar di "Shoe4Africa All4Running" Kapchorwa Secondary School di Nandi, yang penyokongnya adalah Janet Jepkosgei.

Sekolah tersebut terletak di daerah dataran tinggi dengan banyak kamp pelatihan atletik kelas dunia yang telah menghasilkan banyak juara atletik Olimpiade.

Nakang mengatakan bahwa fasilitas di sekolah olahraga tersebut jauh lebih baik daripada kondisi sulit yang dia alami di kamp pengungsian.

"Saya berada di lingkungan yang ideal untuk meningkatkan performa saya dalam dunia atletik karena saya terus mempersiapkan diri untuk bertanding di Olimpiade," kata Nakang.

Nakang (ketiga dari kiri) berlari pada sesi pagi di Kabupaten Nandi, Kenya bagian barat, 22 Juni 2024. (Xinhua/Wang Guansen)

Pengungsi muda Sudan Selatan itu berkompetisi di Kejuaraan Dunia Atletik di Budapest, Hongaria, pada 2023, dan finis di urutan kedelapan.

Janet Jepkosgei, yang merupakan pelatih Nakang, mengatakan bahwa atlet pengungsi menghadapi banyak tantangan dibandingkan rekan-rekan mereka karena kendala mental dan finansial yang disebabkan jauh dari rumah.

Menurut Jepkosgei, para perempuan pengungsi juga enggan terlibat dalam aktivitas olahraga karena hambatan budaya.

"Ada anggapan bahwa ketika anak perempuan berolahraga, maka ototnya akan semakin besar dan tidak akan dapat memiliki anak," kata Jepkosgei.

Jepkosgei mengatakan bahwa dia menjadi seorang ibu setelah menjadi atlet juara dunia dan itu menginspirasi lebih banyak anak perempuan untuk menekuni olahraga.

Jepkosgei mengungkapkan bahwa berkat dedikasi Nakang dalam latihan, dia diprediksi akan menjadi atlet pengungsi berprestasi terbaik di Olimpiade Paris 2024.


Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024