"Berdasarkan laporan kami selama 15 hari, total sampah yang diangkut akibat banjir mencapai 91.529 ton dengan 10.899 rit (perjalanan bolak-balik)," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Unu Nurdin di Jakarta, Senin.
Menurut dia, jumlah tersebut terdiri dari sampah dari sungai-sungai yang mencapai 5.698 ton dan sampah dari pemukiman (sampah rutin) selama banjir sebanyak 85.650 ton.
Sampah sisa banjir, sambung dia, paling banyak menumpuk di Jembatan Kalibata, Jembatan Kampung Melayu, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Pluit dan Pintu Air Perintis Kemerdekaan, Pintu Air Karet, Jembatan Season city dan Teluk Gong.
"Oleh karena itu, kita sediakan eskavator di badan-badan sungai tersebut. Sampah-sampah dikumpulkan dengan menggunakan eskavator, kemudian dimasukkan ke truk sampah dan dibawa ke tempat pembuangan akhir," ujar Unu.
Dia mengungkapkan sampah-sampah akibat bencana banjir itu tergolong dalam kategori sampah berat, di antaranya kasur, bambu, kayu, lemari, kulkas, furniture dan perabot rumah tangga lainnya.
"Selain jumlahnya yang banyak, sampah-sampah tersebut juga telah bercampur dengan air, sehingga jadi semakin berat dan menambah volume," ungkap Unu.
Dengan menggunakan truk sampah, selanjutnya sampah itu langsung dibawa ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
"Jadi, kita tidak tunggu-tunggu lagi. Sampah-sampah yang sudah dimasukkan kedalam truk sampah langsung kita bawa ke Bantar Gebang supaya tidak ada penumpukan," tambah Unu.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014