Rilis Lingkaran Survei Indonesia tidak bisa dijadikan patokan karena lembaga ini bukan lembaga survey independen murni
Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrat menilai survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tidak bisa dijadikan patokan karena diragukan independensinya dalam mengukur tingkat elektabilitas dan kinerja partai di masyarakat.
"Rilis Lingkaran Survei Indonesia tidak bisa dijadikan patokan karena lembaga ini bukan lembaga survey independen murni," kata juru bicara Partai Demokrat Ikhsan Modjo di Jakarta, Senin.
Dia menilai LSI lebih sebagai corong kepentingan politik pemodal di belakang keberadaan lembaga survei tersebut.
Dia juga mengingatkan LSI juga pernah memprediksi hasil yang kurang lebih sama seperti ini di Pemilu 2009, tapi ternyata sama sekali salah.
"Sebaliknya berbekal survei yang dilakukan Partai Demokrat dan fakta 2009 bahwa hasil Lingkaran SI selalu bertolak belakang dengan kenyataan. Partai Demokrat justru lebih percaya diri menghadapi Pemilu Legislatif 2014," tegasnya.
Ia menjelaskan beberapa survei yang dilakukan untuk konsumsi internal Partai Demokrat menunjukkan peningkatan dan perbaikkaan elektabilitas, walau belum sesuai yang kami harapkan.
Menurut dia, para kader Demokrat juga terbukti lebih banyak yang turun ke lapangan dan bekerja secara tekun dan tanpa henti menggarap akar rumput ketimbang partai lain.
Selain itu ia menegaskan kader partainya tetap fokus melaksanakan kerja partai tanpa terpengaruh hasil survei yang dirilis beberapa lembaga.
"Kader-kader Demokrat tetap fokus pada kerja partai dan tidak terpengaruh survei," ujarnya.
Sebelumnya rilis riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan kekuatan Demokrat akan berakhir pada Pemilu 2014 karena elektabilitas partai itu hanya 4,7 persen dan kandidat capresnya rendah.
"Dahlan Iskan hanya memperoleh dukungan 2,5 persen, Pramono Edhie Wibowo 2,1 persen, Marzuki Alie dua persen, dan delapan nama capres konvensi lainnya hanya memperoleh dukungan di bawah dua persen," ujar Peneliti LSI, Adjie Alfaraby di Jakarta, Minggu (2/2).
Adjie mengatakan menurunnya elektabilitas Demokrat sejak akhir 2011 karena sejumlah kader elitnya terseret kasus korupsi karena itu partai itu diprediksi sulit naik ke papan atas pada Pemilu-pemilu selanjutnya.
Sementara itu Partai Golkar dan PDI Perjuangan kini kokoh sebagai calon pemenang pesta demokrasi mendatang.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014