Indonesia mampu proklamasi tanpa berdarah di tengah perang dunia kedua dan tanpa teknologi militer serta mendapat pengakuan internasional.
Gunungkidul (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia melakukan penguatan pemahaman dan implementasi Pancasila kepada masyarakat dan santri di Pondok Pesantren (PP) Darul Quran Wal Irsyad II Siraman, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Prof. Dr. Agus Moh Najib di Gunungkidul, Kamis, menyebutkan ada beberapa kegiatan utama alam sosialisasi ini, di antaranya penguatan Pancasila dan penandaan pembangunan Sumur Pancasila.
"Sumur Pancasila akan dibangun di Desa Kepek, yang bertujuan untuk memperbaiki akses air bersih. Sumur Pancasila ini akan pertama kali dimanfaatkan oleh Rumah Sakit NU," kata Agus dalam sosialisasi bertema Implementasi Pancasila dalam Masyarakat Pesantren.
Prof. Agus mengatakan bahwa Sumur Pancasila juga untuk memperkuat pemahaman Pancasila di tengah masyarakat, terutama di kalangan pesantren.
"Kami berharap sosialisasi ini dapat memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat, khususnya di lingkungan pesantren, dan menjaga keutuhan ideologi negara dalam berbagai aspek kehidupan," katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta dalam sambutannya menekankan pentingnya menyelipkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari pada era kemajuan seperti sekarang.
"Meskipun masyarakat mungkin sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila, istilah dan doktrin Pancasila harus tetap disosialisasikan agar tidak tergerus oleh ideologi lain," katanya.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D. menekankan bahwa keislaman di Indonesia tidak lengkap tanpa Pancasila.
"Indonesia mampu proklamasi tanpa berdarah di tengah perang dunia kedua dan tanpa teknologi militer serta mendapat pengakuan internasional," katanya.
Menurut Yudian, Pancasila merupakan konsensus ijmak hukum Tuhan tertinggi yang berlaku dalam kehidupan bernegara.
"Bagi muslim di NKRI yang melawan Pancasila berarti melawan tiga kali lipat terhadap Allah. Akan tetapi, saya yakin NU tidak," kata dia.
Yudian mengemukakan bahwa Pancasila membebaskan manusia dan menolak segala bentuk ethnic cleansing, berbeda dengan hoaks yang sering menyerang negara menggunakan argumen keagamaan yang tidak memahami dasar khilafah keagamaan.
"Nilai-nilai Al-Qur'an melekat pada Pancasila dan mengandung unsur pluralisme. Bersyukurlah bahwa Indonesia merupakan kumpulan doa yang diijabahi oleh para nabi. Salam Pancasila!" katanya.
Baca juga: BPIP tegaskan pentingnya pendidikan Pancasila untuk pelajar
Baca juga: Kepala BPIP: Semangat Iduladha untuk wujudkan rekonsiliasi nasional
Pewarta: Sutarmi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024