Investor memerlukan data lebih banyak, mengingat serangkaian data ekonomi AS belakangan ini yang lebih lemah namun pejabat-pejabat The Fed masih terus menyuarakan pernyataan yang hawkish
Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup menguat di tengah sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang hawkish.
 
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah naik 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.406 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.413 per dolar AS.
 
"Investor memerlukan data lebih banyak, mengingat serangkaian data ekonomi AS belakangan ini yang lebih lemah namun pejabat-pejabat The Fed masih terus menyuarakan pernyataan yang hawkish," kata analis mata uang Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
 
Selain itu, investor pada umumnya cenderung wait and see menantikan data produk domestik bruto (PDB) AS malam ini yang merupakan revisi ketiga, dan data inflasi PCE AS besok.
 
Pekan ini data manufaktur Dallas dan Richmond, keduanya lebih lemah dari perkiraan, begitu pula penjualan rumah baru yang dirilis semalam.
 
Data yang lebih lemah pekan lalu adalah penjualan ritel, izin pembangunan rumah dan klaim pengangguran. Pada rilis sebelumnya, data inflasi AS dan inflasi PCE AS juga lebih lemah.
 
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis meningkat ke level Rp16.421 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.435 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah di tengah pasar menunggu rilis PDB AS kuartal I-2024
Baca juga: Rupiah melemah dipicu peluang The Fed pertahankan suku bunga

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024