Gaza (ANTARA News) - Sebanyak empat warga Palestina, sedikit-dikitnya satu di antara mereka adalah gerilyawan, tewas dalam serangan yang dilancarkan militer Israel dalam beberapa operasi terpisah di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan, Rabu (6/9) waktu setempat. Para saksi mata, layaknya dikutip Kantor Berita Reuters, mengatakan bahwa dua serangan udara Israel di sekitar kota Khan Younis, Gaza, menewaskan dua orang, sementara itu satu orang lainnya tewas dalamm insiden terpisah yang berdekatan. Dua dari mereka yang tewas adalah warga sipil, dan tim medis tidak mengenali dengan segera korban ketiga. Sementara itu, pihak tentara Israel berkilah bahwa serangan itu ditujukan pada para petempur atau sekelompok pria bersenjata, dan satu warga Palestina lainnya yang diduga memasang bom. Seorang Palestina yang menjadi saksi mata mengatakan, satu dari serangan udara itu melukai tiga pria bersenjata dari kelompok Islam yang sedang memerintah, HAMAS. Di kota Jenin, Tepi Barat SUngai Jordan, sejumlah saksi dan pejabat militer mengatakan, tentara khusus Israel yang menyamar telah membunuh seorang anggota kelompok garis keras Jihad Islam saat berusaha menghindari penangkapan. Israel berargumentasi melakukan serangan di Jalur Gaza sejak diculiknya serdadu Gilad Shalit pada 25 Juni 2006 oleh sekelompok pejuang Palestina, termasuk anggota kelompok HAMAS. Kematian empat warga Palestina pada Rabu itu terjadi beberapa jam setelah sejumlah gerilyawan, yang diduga anggota HAMAS, juga tewas menjadi korban serangan udara Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan. Sebanyak 20 orang lagi terluka dalam serangan tersebut. Pihak Israel mengatakan, serangannya di Gaza juga dirancang untuk menghentikan tembakan roket rakitan oleh kelompok pejuang Palestina ke kota dekat perbatasan wilayahnya. Dalam serangan itu, sedikit-dikitnya 209 warga Palestina tewas, separuh dari mereka adalah warga sipil. Israel sejauh ini menyatakan, menarik tentaranya dan lebih dari 8.000 pemukimnya keluar dari Gaza pada Agustus 2005, setelah 38 tahun mendudukinya. Hal itu, menurut mereka, sebagai tindakan yang banyak diharapkan pada waktu itu akan menghasilkan terobosan bagi hubungan antara Israel dan Palestina. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006