Tembaga ini adalah revolusi daripada teknologi ke depan, semua baterai butuh tembaga, semua kabel perlu tembaga
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah meresmikan smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI), yakni Smelter Manyar, di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur, Kamis, dengan kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat tembaga.

“Puji syukur kita bisa hadir menyaksikan pabrik yang luar biasa, dapat terbangun dalam waktu 30 bulan sejak dilakukan groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo,” ujar Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara “Peresmian Operasi Smelter Gresik”, yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Airlangga menyampaikan rasa syukur  karena pembangunan smelter tersebut merupakan bagian dari perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

“Hasilnya hari ini, ini paling hebat. Karena kita lihat, 3–4 tahun ke depan, tidak akan ada yang mampu membangun smelter seperti ini, di lahan 100 hektare, di mana pun,” kata Airlangga.

Airlangga menyatakan bahwa pengoperasian Smelter Manyar tiba pada waktu yang tepat, karena masyarakat sedang menggencarkan tren energi baru terbarukan.

Baca juga: Freeport kirim perdana konsentrat tembaga ke Smelter Gresik

Baca juga: Pemerintah minta Freeport bangun smelter di Papua, tak hanya di Gresik


Tren energi baru terbarukan, kata dia, membutuhkan mineral kritis.

“Kita punya nikel, kita punya cobalt, kita punya tembaga. Tembaga ini adalah revolusi daripada teknologi ke depan, semua baterai butuh tembaga, semua kabel perlu tembaga,” kata Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono, serta Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.

“Ini merupakan smelter tembaga single line terbesar di dunia, yang ada di Indonesia, khususnya di Gresik sini,” ujar Tony.

Tony menjelaskan bahwa hasil produksi dari smelter tembaga tersebut sekitar 650 ribu ton katoda tembaga.

Lebih lanjut, pada Desember, Tony mengatakan smelter tersebut dapat memurnikan lumpur anoda untuk menghasilkan emas dan perak, serta beberapa logam lainnya.

“Jumlahnya emasnya kira-kira antara 50–60 ton dan peraknya sekitar 220 ton per tahun,” kata Tony.

Tony memperkirakan pada pertengahan Agustus 2024, Smelter Manyar sudah bisa memproduksi katoda tembaga pertamanya.

“Nanti di sekitar pertengahan Agustus, semoga bisa dilakukan sebelum atau dalam rangkaian acara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2024,” kata Tony.

Baca juga: Smelter PTFI Gresik proses 850 ribu ton konsentrat tembaga per Agustus

Baca juga: Menteri ESDM: Smelter Freeport siap beroperasi Juni 2024

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024