Program-program yang sudah dilakukan oleh Kemendes dan IFAD harus dilanjutkan, karena memberikan dampak positif yang nyata
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) bersepakat melanjutkan program-program yang sudah dilakukan di Indonesia bagian Timur, terutama program pendampingan terhadap desa-desa.
 
“Kalau ini enggak lanjut akan ada beberapa dampak negatif. Sudah ada sekian ribu kepala keluarga yang sudah berproses, ada sekian ratus pendamping yang sudah melakukan kerja pendampingan dengan bagus,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar.
 
Hal tersebut dia sampaikan saat menerima audiensi dari Direktur Asia-Pasific IFAD Rihanna di Jakarta, Kamis.
 
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus Halim itu pun menyampaikan bahwa program-program yang sudah dilakukan oleh Kemendes dan IFAD harus dilanjutkan, karena memberikan dampak positif yang nyata.
 
Di antaranya, program seperti program pendampingan desa telah bermanfaat meningkatkan ketahanan pangan, gizi, dan pendapatan keluarga masyarakat pedesaan di Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Baca juga: Kemendes tindaklanjuti PP 19/2024 demi transformasi transmigrasi
Baca juga: Mendes: Jangan sampai pembangunan desa tercabut dari akar budaya
 
"Jadi kalau kemudian enggak berlanjut, pasti akan menimbulkan pertanyaan. Dampaknya banyak, bahkan mengikis kepercayaan masyarakat pada program yang sudah kita rancang sedemikian rupa. Kita selesaikan secara utuh. Kalau ada program baru, program yang ini kita selesaikan sampai tuntas maka kemudian kita mulai program baru,” kata Gus Halim menambahkan.
 
Hal senada juga disampaikan oleh pihak IFAD. Mereka menilai program yang sudah dilaksanakan selama lima tahun terakhir bernilai penting untuk dilanjutkan dengan sumber daya manusia (SDM) yang semakin terlatih serta konsep yang lebih matang dari sebelumnya.
 
“Saya sangat setuju dengan analisa bapak. Karena ini adalah program besar, program yang memberikan banyak insight untuk masyarakat jadi kalau tidak berlanjut justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari," kata Direktur Asia-Pasific IFAD Rihanna.
 
Sebagai informasi, kerja sama antara Kemendes PDTT dan IFAD akan berakhir pada akhir 2024, seiring dengan pergantian masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meskipun demikian, Gus Halim menjamin transisi pemerintahan tidak akan mengganggu keberlanjutan program yang sudah membantu banyak masyarakat di Indonesia Timur tersebut.
 
“Meski ada transisi pemerintahan, kita jamin program IFAD akan jalan terus dan program IFAD ini termasuk salah satu hal yang sangat kita rekomendasikan di antara-program-program penting lainnya. Ini harus dilanjutkan siapapun menteri yang akan melanjutkan posisi saya,” kata dia.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024