Jakarta (ANTARA) - Laporan dari BlackBerry mengungkapkan 10 negara teratas yang paling sering menjadi target serangan siber, di mana Amerika Serikat (AS) berada di posisi puncak.
Berdasarkan laman Blacberry Blog, dikutip Kamis, laporan Intelijen Ancaman Global BlackBerry membahas secara mendalam serangan selama 90 hari yang berhasil dihentikan oleh solusi keamanan titik akhir Cylance® dari BlackBerry.
Jumlah ini mencapai 1.757.248 serangan siber yang terjadi antara 1 September hingga 30 November 2022.
Baca juga: Menko Polhukam dalami serangan siber Pusat Data Nasional
Adapun 10 negara yang paling banyak diserang di dunia maya menurut laporan tersebut adalah Amerika Serikat (65 persen), Jepang (8 persen), Brazil (6 persen), Kanada (5 persen), Australia (4 persen), Meksiko (4 persen), Korea (2 persen), Chile (2 persen), India (2 persen) dan Peru (2 persen).
Menurut Wakil Presiden Riset dan Intelijen Ancaman BlackBerry, Ismael Valenzuela, ada beberapa karakteristik yang membuat suatu negara dan organisasinya menjadi target yang diinginkan para pelaku ancaman.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara peningkatan jumlah serangan siber dan negara-negara yang memiliki penetrasi internet lebih besar, perekonomian yang signifikan, dan populasi yang lebih besar,” kata Ismael.
Baca juga: BSSN cegah infeksi ransomware putus pusat data lainnya dari PDNS 2
“Tampaknya jumlah pelaku ancaman bermotif politik juga semakin meningkat, yang mencakup penyebaran misinformasi dan disinformasi melalui situs berita palsu, melacak tindakan dan perilaku jurnalis dan pembangkang, serta upaya serangan siber langsung terhadap organisasi pemerintah dan militer," sambung dia.
Selain daftar sepuluh besar yang paling banyak diserang, Laporan Intelijen Ancaman Global Keamanan Siber BlackBerry memberikan gambaran yang kaya tentang lanskap ancaman siber saat ini.
Laporan itu meliputi serangan siber selama 90 hari “berdasarkan angka”, senjata siber yang paling umum digunakan dalam serangan, aktor ancaman utama dan tindakan penanggulangannya, sistem operasi yang menjadi target, serta prakiraan ancaman siber untuk tahun 2023.
Baca juga: ICSF soroti kualitas tata kelola keamanan siber Indonesia
Laporan ini juga mencakup perspektif industri yang unik berdasarkan kehadiran kuat BlackBerry di pasar keamanan siber dan Internet of Things (IoT).
Posisi pasar yang tidak biasa ini memungkinkan Tim Riset dan Intelijen Ancaman Blackberry untuk mengungkap ancaman terhadap sistem tertanam dan sektor industri berat seperti otomotif dan manufaktur, yang jarang dibahas dalam laporan ancaman lainnya.
Secara khusus, edisi ini memuat informasi tentang tren keamanan siber yang diamati yang akan berdampak pada industri otomotif, serta sektor kesehatan dan keuangan.
Baca juga: Bank sentral AS The Fed pun kena serangan ransomware
Baca juga: Prosperitas bagikan kiat menjaga ketahanan siber secara mandiri
Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024