Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pengawas Haji DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar menyoroti kembali terjadinya penundaan penerbangan jamaah haji Indonesia ke tanah air yang dialami Kelompok Terbang Embarkasi Kualanamu 03 (KNO-03).

"KNO 3 Medan harus delay seharusnya 18.40, delay hingga 06.45 WAS (Waktu Arab Saudi), padahal jamaah sudah masuk ke bus," kata Muhaimin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dia juga menyoroti ada 60 kloter yang seharusnya terbang dari Makkah terpaksa mengalami perubahan rencana penerbangan melalui Madinah sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan.

"Jamaah yang seharusnya terbang lewat Makkah, kemudian ada 60 kloter harus kembali ke Madinah dan rencana terbang lewat Madinah,” ujarnya.

Baca juga: Timwas Haji minta Kemenag pastikan jamaah haji tak terlambat pulang

Untuk itu, Muhaimin pun memberikan catatan keras terhadap kinerja perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dalam penyelenggaraan perjalanan ibadah haji tahun 2024.

"Saat ini sangat crowded, jamaah haji kecewa berat, kami tidak bisa berbuat apa apa," katanya.

Sebelumnya, rombongan jamaah haji Indonesia kloter KNO-03 mengalami penundaan jadwal penerbangan ke tanah air.

Baca juga: Penerbangan Kloter KNO-02 ditunda lebih lima jam, Kemenag minta Garuda profesional

Awalnya mereka dijadwalkan terbang dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, pada pukul 18.40 WAS, Selasa (25/6). Namun, jadwal tiba-tiba dimundurkan menjadi sekitar pukul 06.45 WAS pada Rabu (26/6) pagi.

Pada fase kepulangan haji, ada pula 46 kloter haji yang mengalami perubahan rute penerbangan, dari yang seharusnya pulang ke tanah air melalui Jeddah menjadi diubah melalui Madinah.

Jamaah haji Indonesia kloter KNO-02 juga mengalami penundaan penerbangan ke tanah air hingga lima jam dari jadwal yang seharusnya pada Senin (24/6).

Baca juga: Timwas haji ingatkan pentingnya diplomasi Kemenag dengan Arab Saudi
Baca juga: Ketua Timwas Haji DPR desak temuan masalah haji ditindaklanjuti

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024