Kupang (ANTARA News) - Ratusan rumah di sepanjang pesisir pantai Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, rusak diterjang gelombang pasang yang mencapai enam meter, sejak Sabtu (1/2) malam hingga Minggu (2/2) dini hari.

"Kami terpaksa harus mengungsi ke rumah saudara dan kerabat, karena rumah kami hancur dihantam gelombang pasang sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari tadi," kata warga pemilik rumah Siti Aminah (48), Minggu.

Dia mengatakan, hujan disertai angin kencang telah berakibat kepada tingginya gelombang di perairan, yang kemudian datang dan menghantam sebagian rumah yang berada di sekitar pinggiran pantai Kupang.

Hempasan gelombang yang sangat kuat tersebut, telah berakibat kepada rusaknya sebagian rumah yang berada di Rt 12/Rw 05 Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang.

"Kami terpaksa harus mengungsi ke rumah sejumlah kerabat yang lebih aman," katanya.

"Ini kejadian paling parah yang kami alami," katanya dan menambahkan.

Dia mengaku, telah menyelamatkan sejumlah barang berharga dari rumahnya ke rumah tempat pengungsian sementara.

"Kami sudah mengungsi ke sejumlah rumah milik kerabat yang aman. kami sekitar belasan rumah," kata Siti mengaku.

Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang Ade E Manafe, mengatakan, masih melakukan pendataan terhadap sejumlah korban bencana yang terjadi akibat hujan dan angin kencang yang melanda daerah itu, sejak Sabtu (1/2).

"Kami sedang turunkan tim ke lapangan untuk lakukan verifikasi dan pendataan korban bencana," kata Ade.

Dia mengaku, data yang sudah diperoleh saat ini, telah mencapai 40 korban bencana angin puting beliung di seluruh wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

"Terbanyak korban atap rumah tersapu puting beliung, termasuk gedung BRI Cabang Kupang yang beberapa lempeng kacanya hancur. Ada juga karena gelombang pasang," katanya.

Terhadap seluruh korban tersebut, menurut Ade, sudah dilakukan penanganan dengan mengirimkan bantuan tanggap darurat berupa terpal, mie instan dan sejumlah makanan siap saji. "Untuk rumah yang tersapu bagian dapurnya, dibantu peralatan dapur untuk memasak," katanya.

Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014