Malang, 2/2 (Antara) - Bupati Malang, Jawa Timur, Rendra Kresna menginstruksikan agar instansi terkait segera memasang "bailey" atau jembatan darurat untuk menghubungkan kembali Desa Sukomulyo dan Bendosari, Kecamatan Pujon, yang terputus akibat diterjang banjir.

"Dalam sepekan ini jembatan darurat (bailey) miliki Dinas Bina Marga Pemprov Jatim harus sudah terpasang sebagai jembatan alternatif agar warga di kedua desa itu bisa beraktivitas kembali, terutama anak-anak sekolah," tegas Rendra di Malang, Minggu.

Sebab, tegasnya, kalau tidak ada jembatan alternatif, warga di kedua desa itu harus memutar sekitar 15 kilometer untuk menuju Desa Sukomulyo atau sebaliknya menuju Desa Bendosari. Namun, yang terpenting lagi adalah anak-anak sekolah tidak sampai terganggu proses belajar mengajarnya.

Jembatan Kedungrejo yang menghubungkan dua desa itu terputus akibat terjangan banjir yang terjadi, Jumat (31/1). Putusnya jembatan tersebut sudah yang kedua kalinya yang juga disebabkan terjangan banjir.

Hanya saja, kata Rendra, bukan perkara mudah untuk mendatangkan jembatan darurat (bailey) tersebut, sebab sudah banyak digunakan di daerah lainnya yang mengalami bencana banjir.

Oleh karena itu, lanjut Rendra, pihaknya akan berusaha meminjam jembatan bailey dari Balai Besar Perawatan Jalan. "Kami berharap dalam sepekan ini sudah bisa didatangkan, sehingga aktivitas warga bisa segera normal kembali," ujarnya.

Selain jembatan tersebut, kata Rendra, yang harus segera diperbaiki adalah ruas jalan yang rusak parah dan sejumlah titik longsor.

"Perbaikannya bersifat sementara dulu agar arus lalu lintas tidak terhambat, sedangkan untuk perbaikan permanen menunggu anggaran turun terlebih dahulu," kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang tersebut.

Sementara itu personel dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun PMI Kabupaten Malang terus siaga di kawasan bencana tersebut.

Terjangan banjir dan tanah longsor di Kecamatan Pujon dan Ngantang tersebut mengakibatkan satu orang tewas dan satu orang hilang. Korban tewas diketahui bernama Supriyanto yang diperkirakan berusia 10-14 tahun.

Sementara satu korban hilang adalah sopir bernama Jakfar, warga Surabaya. "Tim kami sudah melakukan pencairan hingga Bendungan Selorejo, namun masih belum juga ditemukan," kata Kepala BPBD Kabupaten Malang Hafi Lutfi.

Selain menelan korban jiwa, banjir dan tanah longsor di 14 titik di Pujon dan Ngantang itu juga merusak puluhan hektare lahan pertanian, merusak sebuah warung serta beberapa rumah penduduk yang berada di dekat Sungai Konto.

Hanya saja, BPBD masih belum bisa merinci berapa kerugian materi akibat banjir dan tanah longsor yang melanda dua kecamatan tersebut.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014