Rencana buyback saham PALM didasari atas posisi arus kas dan aset perseroan yang masih berada di level cukup kuat
Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Provident Investasi Bersama Tbk (kode saham: PALM) pada Rabu menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham maksimal 162 juta lembar saham

Jumlah tersebut setara dengan 1,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada perseroan. Buyback akan dilaksanakan secara bertahap, paling lama 12 bulan sejak disetujuinya RUPSLB pada Rabu, terhitung sejak 26 Juni 2024-25 Juni 2025.

“Rencana buyback saham PALM didasari atas posisi arus kas dan aset perseroan yang masih berada di level cukup kuat, melebihi jumlah yang diperlukan untuk pembelian kembali saham perseroan,” kata Presiden Direktur PALM Tri Boewono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Tri mengatakan bahwa buyback ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja saham PALM agar menjadi lebih stabil, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola modal jangka panjang, mencapai struktur permodalan yang lebih efisien, dan memberikan imbal hasil (return) kepada pemegang saham secara berkelanjutan.

Hingga kuartal I 2024, PALM mempertahankan arus kas yang kuat di mana kas dan setara kas tercatat Rp141,48 miliar. Adapun total aset perseroan pada periode yang sama telah mencapai Rp7,65 triliun.

Baca juga: RUPS Provident Investasi Bersama angkat direksi baru dan buyback saham

Terdapat tiga sektor utama yang menjadi fokus PALM antara lain sumber daya alam; teknologi, media dan telekomunikasi; serta logistik. Hal ini, menurut perseroan, juga diperkuat dengan masih adanya limit dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II PALM.

”Per kuartal I 2024, kami masih memiliki limit dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II sebesar Rp4,17 triliun, yang dapat diterbitkan sewaktu-waktu sampai dengan kuartal IV 2025,” kata Direktur Investasi dan Portofolio PALM Ellen Kartika.

Pada periode tiga bulan pertama tahun ini, perseroan telah menerbitkan satu kali Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap II dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp675,09 miliar.

Sebelumnya pada 2023, perseroan telah menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Provident Investasi Bersama untuk tahap pertama dan kedua dengan jumlah pokok obligasi masing-masing sebesar Rp750 miliar.

Kemudian di tahun yang sama, perseroan menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap I Tahun 2023 sebesar Rp157,83 miliar.

Selain menerbitkan Obligasi, PALM juga telah menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas melalui mekanisme Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II) atau Rights Issue pada 4 April 2024.

Melalui Rights Issue itu, PALM telah menerbitkan saham baru sebanyak 8,65 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp418/lembar. Dengan demikian, jumlah dana yang diperoleh perseroan melalui Rights Issue tersebut mencapai Rp3,61 triliun.

Sebanyak Rp3,61 triliun dari hasil PMHMETD II PALM telah digunakan untuk penyertaan atas saham baru yang telah dikeluarkan oleh PT Alam Permai (AP), entitas anak perseroan, untuk meningkatkan investasi. Sementara sisa dana PMHMETD II telah digunakan untuk modal kerja dalam rangka membiayai beban operasional PALM.

Beberapa aksi korporasi lain juga tengah dilakukan oleh PALM di tahun ini termasuk transaksi material berupa penandatanganan Perjanjian Amendemen dan Pernyataan Kembali atas Perjanjian Fasilitas Kredit Bergulir yang diberikan oleh United Overseas Bank Limited kepada Perseroan pada 30 Mei 2024, di mana fasilitas dinaikkan dari 75 juta dolar AS menjadi 135 juta juta dolar AS

Melalui entitas anak perseroan, yakni PT Suwarna Arta Mandiri (SAM), PALM juga berencana untuk melakukan Penawaran Tender Sukarela terhadap perusahaan sasaran yaitu PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) sebanyak-banyaknya 2,77 miliar saham dengan harga Penawaran Tender Sukarela sebesar Rp350/lembar. Sehingga nilai total dari Penawaran Tender Sukarela ini maksimal Rp969,30 miliar.

“Sejumlah aksi korporasi yang perseroan lakukan ini selain untuk menambah permodalan, juga untuk pengembangan bisnis sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perseroan,” tutup Ellen.

Baca juga: BEI edukasi masyarakat Sragen agar tak terjebak investasi bodong

Baca juga: BEI catat jumlah investor pasar modal capai 13 juta per 21 Juni 2024


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024