Kita tinggal 10 tahun lagi, untuk itu, daerah-daerah yang sumber daya alamnya masih kaya, bisa digeser (pembangunannya) untuk sumber daya manusia, ini penting untuk meraih bonus demografi.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo menyebut Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk membangun mental masyarakat.
“Kita masih punya pekerjaan rumah untuk pembangunan jiwa, karena masih banyak remaja kita yang punya mental disorder (gangguan mental). Jiwa itu penting, badan itu meski ada kekurangan sedikit, tetapi kalau mental, moral, dan karakternya hebat, maka hebatlah kita ini,” kata Hasto dalam acara Apresiasi dan Penghargaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Hasto menekankan, pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana atau Bangga Kencana menjadi sangat penting untuk meraih bonus demografi.
“Pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting, bisa dibayangkan di tahun 2035, penduduk lanjut usia (lansia) kita besar sekali, jadi tahun 2035, lansia lebih besar, tetapi generasi di bawahnya itu masih jadi generasi sandwich (generasi yang memiliki beban ganda untuk menghidupi orang tua dan keluarganya sendiri),” ujar dia.
Baca juga: BKKBN: Perubahan iklim picu berbagai masalah kehamilan
Baca juga: BKKBN tekankan pentingkan KB untuk kualitas SDM
Untuk itu, ia mengingatkan jika Indonesia ingin keluar dari pendapatan kelas menengah, maka perlu meningkatkan kapasitas generasi yang nantinya akan menanggung beban lansia.
“Hati-hati, masuk 2035 ini lehernya Indonesia emas sebelum 2045, ada masa yang lebih sulit. Ada banyak lansia, sementara generasi di bawah kualitasnya belum tentu baik. Bonus demografi puncaknya pada tahun 2020, setelah tahun 2020, rasio ketergantungannya naik, jadi kalau kita mau kaya, keluar dari middle income trap, puncaknya di tahun 2020, besok tahun 2035 sudah tutup jendela kesempatannya untuk meraih bonus demografi,” paparnya.
Hasto menegaskan, Indonesia hanya memiliki waktu 10 tahun lagi untuk keluar dari middle income trap.
“Kita tinggal 10 tahun lagi, untuk itu, daerah-daerah yang sumber daya alamnya masih kaya, bisa digeser (pembangunannya) untuk sumber daya manusia, ini penting untuk meraih bonus demografi,” tuturnya.
Rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang diselenggarakan di Kota Semarang, Jawa Tengah, menghadirkan berbagai kegiatan yang fokus pada pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan stunting.
Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan menyasar seluruh siklus kehidupan, mulai dari remaja, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, bayi di bawah lima tahun (balita), hingga lanjut usia (lansia). Puncak Harganas ke-31 akan diselenggarakan di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Kota Semarang, pada 29 Juni 2024 mendatang.*
Baca juga: Kepala BKKBN minta syarat Duta Genre berpenampilan menarik dihapus
Baca juga: Dokter Hasto beri "tips" jawab "kapan nikah" saat kumpul keluarga
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024