Beijing (ANTARA) - Jumlah talenta kekayaan intelektual (intellectual property/IP) di China bertambah menjadi 860.000 orang pada akhir 2023, ungkap regulator IP tertinggi di negara tersebut pada Selasa (25/6).

Berbicara pada konferensi pers, Zhang Zhicheng, seorang pejabat di Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China (China National Intellectual Property Administration/CNIPA), menyatakan bahwa dalam hal perlindungan IP, lebih dari 30.000 profesional terlibat dalam pelaksanaan dan manajemen administratif, sementara lebih dari 2.200 talenta menjadi staf di pusat-pusat perlindungan IP yang sudah ada, yang secara signifikan memperkuat kapabilitas perlindungan IP.

Dalam hal pengajuan IP, China memiliki 34.000 agen paten yang berpraktik dan lebih dari 76.000 agen paten yang memenuhi syarat. Jumlah pakar IP di berbagai perusahaan, universitas, dan lembaga penelitian telah meningkat secara signifikan, sehingga mempercepat pemanfaatan aset IP secara efektif.

Secara internasional, sekitar 270 talenta dilatih sebagai pemeriksa paten internasional. Selain itu, China telah memilih lebih dari 150 pendidik yang berspesialisasi dalam urusan IP internasional dan 119 ahli dalam penyelesaian sengketa IP di luar negeri, yang menegaskan komitmen negara tersebut dalam keterlibatan internasional tingkat tinggi.

Menanggapi berbagai tren yang muncul, sejumlah upaya telah ditingkatkan untuk melatih para talenta kunci di bidang perlindungan IP, dengan fokus pada sejumlah domain baru seperti mahadata dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), serta penanganan sengketa IP internasional.

Untuk memperluas peluang pelatihan, terdapat penekanan berkelanjutan terhadap pengembangan pelatihan IP jarak jauh. Hingga saat ini, sebanyak 98 pelatihan berkualitas tinggi telah diluncurkan secara daring, yang terus memperluas jangkauan upaya pelatihan.

Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 250 sesi pelatihan IP telah diselenggarakan sejak awal periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), memberikan manfaat bagi lebih dari 57.000 peserta.

Di berbagai penjuru negara itu, terdapat hampir 200 lembaga penelitian IP yang beragam, membentuk jaringan yang saling terhubung dan kolaboratif untuk penelitian IP. Jaringan ini telah membina sebuah tim peneliti yang terdiri dari sekitar 6.000 profesional, yang memberikan dukungan penting bagi pemerintah daerah dalam membuat berbagai keputusan kebijakan yang terinformasi dengan baik.

Dalam pengembangan pusat-pusat talenta, Beijing, Shanghai, dan Guangdong telah membuat kemajuan yang signifikan dalam berbagai inisiatif IP.

Menurut Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII) edisi 2023 yang dirilis oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO), China memimpin secara global dengan 24 klaster di bidang sains dan teknologi yang masuk ke dalam 100 besar, di mana klaster Shenzhen-Hong Kong-Guangzhou, Beijing, dan Shanghai-Suzhou masing-masing berada di peringkat ke-2, ke-4, dan ke-5.

Universitas Tsinghua dan WIPO bersama-sama menandatangani sebuah perjanjian pada November 2023 untuk mendirikan sebuah program master baru bernama "Kebijakan Kekayaan Intelektual dan Inovasi" (Intellectual Property and Innovation Policy) di Fakultas Hukum universitas tersebut.

Program bahasa Inggris ini bertujuan untuk mendaftarkan sekitar 30 siswa secara global, yang berfokus pada pembinaan profesional IP tingkat tinggi dengan visi global. Angkatan perdana program ini dijadwalkan akan memulai studi pada September tahun ini.

Program ini akan melibatkan fakultas-fakultas terbaik dari Universitas Tsinghua, WIPO, badan-badan pemerintah, pengadilan, universitas-universitas ternama lainnya, berbagai perusahaan multinasional dan firma hukum. Program ini didedikasikan untuk membina para talenta IP internasional unggulan bagi China dan komunitas global yang lebih luas, menurut Zhou Guangquan, dekan Fakultas Hukum Universitas Tsinghua.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024