Penyebab kematian pesut ini masih belum diketahui secara pasti. Kami masih terlalu dini untuk menyimpulkan apapun
Samarinda (ANTARA) -
Bangkai seekor ikan endemik Kalimantan Timur pesut mahakam (Orcaella brevirostris) berjenis kelamin jantan yang ditemukan di sungai Mahakam, Samarinda, Jumat (21/6), saat ini masih dalam proses autopsi.
 
"Mamalia air tawar yang dilindungi ini diduga baru mati beberapa jam sebelum ditemukan, karena tubuhnya belum menunjukkan tanda-tanda pembusukan," kata Peneliti dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) Danielle Kreb di Samarinda, Rabu.
 
Menurutnya, bangkai ikan pesut mahakam ini menjadi perhatian serius, karena ini merupakan kematian pesut keempat yang tercatat di tahun 2024.
 
"Penyebab kematian pesut ini masih belum diketahui secara pasti. Kami masih terlalu dini untuk menyimpulkan apapun karena nanti ada analisis laboratorium juga. Sekitar 3-4 minggu mungkin baru keluar hasilnya," jelasnya.
 
Untuk mengetahui penyebab kematian pesut ini, bangkai pesut dibawa ke laboratorium perikanan di Universitas Mulawarman (Unmul) untuk dilakukan nekropsi.

Baca juga: Populasi pesut Mahakam tinggal 41 ekor
Baca juga: Peneliti: 66 persen Pesut mati terjerat rengge untuk menangkap ikan


"Kami perlu memahami penyebabnya agar bisa mencegah kejadian serupa di masa depan," imbuh Danielle.
 
Ia menambahkan bahwa pesut ini diklasifikasikan sebagai kode "3", yang menunjukkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya.
 
Danielle menyampaikan kematian pesut mahakam ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian spesies endemik Kalimantan Timur ini. Saat ini, hanya tersisa sekitar 67 ekor pesut mahakam di sepanjang Sungai Mahakam.
 
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Suryawati Halim mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Unmul untuk melakukan otopsi, mengumpulkan data, dan menganalisis hasilnya.
 
"Kita perlu segera menyelidiki penyebab kematian pesut ini," tegasnya.
 
Suryawati menambahkan bahwa ini bukan kali pertama pesut ditemukan mati di Kaltim. Sebelumnya, kasus serupa tercatat di Kota Bangun dan Tenggarong. Kematian ini harus ditindaklanjuti dengan serius untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan kematiannya.
 
"Diharapkan dengan adanya investigasi yang mendalam, penyebab kematian pesut ini dapat diketahui dan langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat diambil untuk melindungi spesies ini dari kepunahan," ujarnya.

Baca juga: Peneliti prihatin tingginya angka kematian pesut mahakam
Baca juga: Pemkab Kutai Kartanegara komitmen lestarikan habitat Pesut Mahakam

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024