Canberra (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyambut baik kabar bahwa pendiri WikiLeaks Julian Assange akan dibebaskan oleh otoritas Amerika Serikat (AS).

Assange (52) pada Selasa (25/6) setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan spionase yang dilontarkan AS dalam sebuah kesepakatan yang mengakhiri masa hukuman penjaranya di Inggris, yang memungkinkannya untuk kembali ke Australia sembari menunggu proses pengadilan di Saipan pada Rabu (26/6).

Saat berbicara di parlemen pada Selasa, Albanese menyambut baik berita tersebut dan mengatakan dirinya berencana untuk berkomentar lebih banyak setelah proses hukum selesai.

"Meskipun ini adalah perkembangan yang disambut baik, kami menyadari bahwa proses ini sangat penting dan rumit," katanya.

"Kami telah menyuarakan dan mengadvokasi kepentingan Australia menggunakan semua saluran yang tepat untuk mendukung hasil yang positif dan saya telah melakukannya sejak awal masa jabatan saya sebagai perdana menteri."

Albanese menegaskan kasus Assange telah berjalan begitu lama sehingga tidak ada yang bisa diperoleh dengan memperpanjang penahanannya.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan di Senat bahwa Albanese telah membahas kasus Assange dengan Presiden AS Joe Biden dan PM Inggris Rishi Sunak sejak mulai menjabat pada 2022 dan pemerintah telah menawarkan dukungan konsuler kepada Assange dan keluarganya selama dia dipenjara di Inggris.

Pada April lalu, Biden mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan permintaan Australia untuk membatalkan tuntutan terhadap Assange atas perilisan informasi, yang berisi catatan militer rahasia yang berkaitan dengan perang di Afghanistan dan Irak serta pesan-pesan rahasia, oleh WikiLeaks pada 2010.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024