Gaza (ANTARA) - Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlanjut di Jalur Gaza bertambah menjadi 37.658 orang, menurut otoritas kesehatan daerah tersebut pada Selasa (25/6).

Dalam kurun waktu 24 jam, serangan militer Israel menewaskan 32 warga Palestina dan menyebabkan 139 orang lainnya luka-luka. kejadian itu menyebabkan total korban luka saat ini menjadi 86.237 orang sejak konflik Palestina-Israel ini meletus pada Oktober 2023, papar otoritas kesehatan yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan.

Otoritas kesehatan itu pada Selasa (25/6) memperingatkan dalam sebuah pernyataan pers tentang kelangkaan obat dan pasokan medis yang esensial bagi kelanjutan layanan mereka.

Pernyataan tersebut menyerukan agar lembaga-lembaga internasional segera turun tangan dan menyediakan stok obat-obatan serta pasokan medis yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa pasien dan korban luka.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan terpisah, Hamas menuding pemerintah Israel terus melanggar semua hukum internasional, adat istiadat, dan nilai-nilai kemanusiaan dengan secara sengaja menargetkan warga sipil tak bersalah dan melakukan pembantaian paling mengerikan terhadap mereka.

Hamas menyebut pemerintah Amerika Serikat bertanggung jawab atas apa yang kelompok itu gambarkan sebagai perang genosida di Jalur Gaza dengan memberikan dukungan politik dan militer kepada Israel, yang memungkinkan Israel untuk melanjutkan misi penghancuran dan pemusnahannya di Jalur Gaza.

Israel melancarkan serangan skala besar terhadap Hamas di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kurang lebih 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang lainnya disandera.

Seorang gadis berduka atas korban tewas dalam serangan Israel di Rumah Sakit Medis Nasser di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, (21/6/2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Orang-orang berduka atas korban tewas dalam serangan Israel di Rumah Sakit Medis Nasser di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, (21/6/2024). (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024