Saking derasnya arus beberapa blok ada yang bergeser

Bogor (ANTARA News) - Ketinggian permukaan air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, hingga pukul 09.30 WIB, Jumat ini masih bertahan di level 100 cm atau siaga tiga banjir.

Sementara itu, situasi di kawasan Puncak masih diselimuti mendung dan kabut tipis, sesekali hujan gerimis turun dalam jeda waktu singkat.

Tidak hanya di kawasan Puncak, mendung juga menyelimuti wajah Kota Bogor sejak pagi hingga pukul 08.30 WIB hujan gerimis masih membayangi. Namun, pada pukul 09.57 WIB, mendung sedikit tersapu oleh sinar matahari.

Selama hampir dua pekan lebih, permukaan air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami peningkatan dari status normal. Petugas telah memberlakukan status siaga banjir sejak 17 Januari lalu.

Aktivitas air di Bendung Katulampa terus terjadi seiring hujan yang mengguyur kawasan Puncak. Ketinggian air mencapai level tertinggi untuk pertama kalinya pada Rabu (29/1) yakni setinggi 230 cm. Petugas memberlakukan status siaga satu banjir.

Sebelumnya, pada Jumat (17/1) ketinggian permukaan air di Bendung Katulampa mencapai 180 cm atau masih siaga dua banjir yang merupakan kenaikan pertama yang tertinggi sebelum mencapai siaga satu.

Derasnya arus Sungai Ciliwung seiring meningkatnya volume air pada saat status siaga satu banjir menyebabkan blok-blok balok pemecah arus di depan Bendung Katulampa bergeser.

"Satu blok itu beratnya sekitar 2,2 ton. Saking derasnya arus beberapa blok ada yang bergeser," ujar Andi Sudirman, Kepala Pengawas Bendung Katulampa.

Andi mengatakan, ketinggian permukaan air Sungai Ciliwung tahun ini masih lebih rendah bila dibandingkan pada tahun 2013 lalu tepatnya pada Februari mencapai 250 cm atau status awas.

Menurut Andi, berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, potensi hujan masih akan terjadi hingga Februari mendatang. Sehingga pihaknya memberlakukan pengawasan 24 jam secara penuh setiap harinya.

Saat situasi hujan seperti ini, Bendung Katulampa menyiagakan seluruh personelnya yang berjumlah sembilan orang untuk mengawasi dan memantau ketinggian air.

Selama status siaga, informasi ketinggian dilaporkan secara periodik setiap satu jam dan 30 menit bila status melewati siaga empat.

"Sudah dua minggu lebih kami bertugas 24 jam, kami semua turun memantau ketinggian air secara berganti-gatian dan melaporkannya," ujar Andi dengan suara serak.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014