Kathmandu (ANTARA News) - Puluhan ribu pendukung pemberontak Maois membuat pusat ibukota Nepal, Kathmandu, lumpuh, Rabu, melalui pawai umum saat para pemimpin serikat kerja berjanji akan melindungi hak pekerja dalam demokrasi baru.Kerumunan orang, dengan membawa spanduk, meneriakkan slogan anti-raja saat mereka berkumpul di teater terbuka untuk menghadiri pertemuan umum Federai Serikat pekerja Seluruh Nepal (Revolusioner), satu kelompok yang berafiliasi dengan pemberontak."Bahkan setelah demokrasi dipulihkan, pekerja masih dieksploitasi dan hidup seperti warganegara klas dua," kata Wakil Ketua Federasi itu Badri Bajgai kepada kerumunan pengunjuk rasa."Kami akan secara bersama memperjuangkan hak mereka dan gerakan kami akan berlanjut sampai kami melihat perubahan positif," katanya. Kerumunan orang mendengarkan pidato para petinggi serikat pekerja di bawah pengawasan dua lusin personil polisi anti-huru-hara yang tak melakukan tindakan apa-apa untuk mencegah pertemuan itu. Rabu siang, Raja Nepal Gyanendra direncanakan tamil di hadapan umum --suatu peristiwa yang langkah-- pada festival keagamaan di ibukota negeri tersebut, tapi semua lalulintas di pusat kota itu telah terhenti karena banyaknya orang yang berkumpul. Gencatan senjata telah berlaku di Nepal sejak pemberontak Maois dan partai politik utama memelopori protes yang memaksa Gyanendra menghentikan kekuasaan absolut pada April dan menyerahkan wewenang kepada pemerintah sementara banyak partai. Berdasarkan proses perdamaian yang dilancarkan segera setelah Gyanendra kembali menyerahkan kekuasaan yang dirampasnya dari anggota parlemen pada Februari 2005, pemerintah pembagian kekuasaan Maois dan partai politik dibentuk sampai pemimilihan majelis konstituante dapat diselenggarakan tahun depan. Majelis tersebut akan menulis-ulang undang-undang dasar negara Himalaya itu untuk setidaknya menyingkirkan raja dari setiap peran politik dan militer. Pemberontak ingin kerajaan dihapuskan, demikian AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006