Kami ingin memastikan setiap mahasiswa Indonesia yang datang dalam keadaan yakin diterima dan mereka memiliki legalitas
Jakarta (ANTARA) - Universitas Al Azhar Mesir meminta secara langsung kepada Pemerintah RI untuk memusatkan seleksi calon mahasiswa baru asal Indonesia di Kementerian Agama (Kemenag) RI, dengan standarisasi kelulusan yang ditetapkan oleh Markaz Tahwir Universitas Al-Azhar.
 
"Seleksi yang dimaksud akan memastikan berbagai ujian standarisasi Markaz Tahwir telah dilakukan sejak di Indonesia sebelum mahasiswa diberangkatkan ke Al-Azhar," kata Wakil Grand Syekh Universitas Al-Azhar Mesir Mohamed Ad-Duweiny melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
 
Ad-Duweiny mengatakan seleksi dan ujian yang dimaksud dilakukan untuk memastikan level mahasiswa tersebut, yang diharapkan ke depannya dapat dilakukan secara daring.
 
Ia juga meminta supaya seluruh calon mahasiswa yang diberangkatkan ke Al-Azhar Mesir dengan ijazah non-Muadalah harus mendapat legalisasi dari Kemenag RI dan Kedutaan Mesir di Jakarta.

Ia menegaskan calon mahasiswa yang ijazahnya tidak memiliki legalisasi dari Kemenag RI dan Kedutaan Mesir di Jakarta maka dianggap tidak layak untuk berkuliah di Al Azhar Mesir.

Baca juga: PPMI Mesir gelar ORMABA bagi mahasiswa baru Universitas Al Azhar
Baca juga: Mahasiswa Indonesia lulus ujian tesis di Al Azhar Mesir
 
"Kami ingin sekali memastikan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang datang dari Indonesia melalui jalur yang resmi. Kami ingin memastikan setiap mahasiswa Indonesia yang datang dalam keadaan yakin diterima dan mereka memiliki legalitas," ujarnya.
 
Ad-Duweiny mengaku dirinya khawatir ada pelajar Indonesia yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu, yang sama sekali tidak mewakili Al-Azhar.
 
Menurutnya, hal ini perlu diupayakan untuk mencegah banyaknya calon mahasiswa Indonesia yang sudah diberangkatkan ke Mesir oleh oknum tertentu, namun belum dinyatakan layak diterima sesuai standarisasi Markaz Tahwir Universitas Al-Azhar.
 
"Pusat pengembangan pendidikan di Al-Azhar itu satu-satunya adalah Markaz Tahwir yang menjadi standar bisa diterima atau tidak seorang calon mahasiswa ke Universitas Al-Azhar. Markaz Tahwir disiapkan untuk mereka bisa mendapatkan pendidikan bahasa Arab yang cukup sebagai bekal bagi mereka bisa melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar," ujarnya.
 
Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi langkah dan inisiatif Universitas Al-Azhar, terutama jika nantinya seleksi yang dilaksanakan dapat dilakukan secara daring.
 
Lebih lanjut, ia berkomitmen untuk membahas kerja sama penerimaan mahasiswa ini secara lebih detail dengan mengirimkan delegasi khusus dari Kemenag ke Universitas Al-Azhar Mesir.
 
"Kita tahu minat anak-anak Indonesia untuk kuliah di Al-Azhar itu sangat tinggi sekali. Kesempatan untuk dilakukan secara online itu menarik, karena tentu ini sangat mempermudah anak-anak Indonesia untuk mengakses pendidikan di Al-Azhar," tutur Menag Yaqut.

Baca juga: RI berikan beasiswa penuh di Unhan untuk 22 mahasiswa Palestina
Baca juga: Mahasiswa Bangkit 2023 luncurkan aplikasi pembelajaran Al Quran


 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024