"Keberadaan koridor ini untuk memastikan habitat (yang memadai) bagi satwa liar, dalam hal ini gajah sumatera, serta bisa hidup berdampingan dengan manusia (masyarakat setempat)," kata Pelaksana Harian Kepala BKSDA Bengkulu Delfi Andra, di Bengkulu, Selasa.
Dia mengatakan keberadaan koridor tersebut untuk mencegah interaksi negatif atau konflik manusia dan satwa liar. Konflik tentu akan merugikan manusia dan satwa liar.
Baca juga: Forum KEE Bengkulu tetapkan koridor gajah di Bentang Seblat
"Koridor gajah diperlukan karena potensi gajah di tempat tersebut masih banyak, sementara sudah ada warga atau perusahaan di sekitar yang mungkin arealnya menjadi bagian kawasan gajah," ucapnya.
Baca juga: Forum KEE Bengkulu tetapkan koridor gajah di Bentang Seblat
"Koridor gajah diperlukan karena potensi gajah di tempat tersebut masih banyak, sementara sudah ada warga atau perusahaan di sekitar yang mungkin arealnya menjadi bagian kawasan gajah," ucapnya.
Kawasan hutan, kata dia, yang berubah berfungsinya menjadi perkebunan masyarakat dan bentuk lainnya membuat satwa langka tersebut semakin sempit kawasannya untuk mendapatkan makanan.
Baca juga: Konsorsium Bentang Seblat petakan koridor gajah
Baca juga: Konsorsium Bentang Seblat petakan koridor gajah
"Untuk meminimalisir, koridor sangat diperlukan, namun pada kenyataannya saat ini belum berjalan sesuai harapan. Oleh karena itu, kami mengimbau semua pihak mengenai pentingnya koridor gajah," ujarnya.
Delfi pun menyambut baik Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bengkulu yang meneliti dan mempublikasikan hasil penelitian sosial ekonomi masyarakat di Lanskap Sebelat Provinsi Bengkulu sebagai salah satu dokumen yang bisa menjadi landasan untuk menggali solusi pencegahan interaksi negatif antara manusia dengan satwa liar.
Baca juga: Bengkulu jadi percontohan pembangunan koridor gajah sumatera
Delfi pun menyambut baik Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bengkulu yang meneliti dan mempublikasikan hasil penelitian sosial ekonomi masyarakat di Lanskap Sebelat Provinsi Bengkulu sebagai salah satu dokumen yang bisa menjadi landasan untuk menggali solusi pencegahan interaksi negatif antara manusia dengan satwa liar.
Baca juga: Bengkulu jadi percontohan pembangunan koridor gajah sumatera
Di sejumlah desa yang berhadapan langsung dengan wilayah hutan lindung habitat satwa liar, menurut Ketua Tim Peneliti LPPM Universitas Bengkulu Siswahyono, perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang wawasan konservasi memadai satwa liar serta pentingnya keberadaan koridor satwa liar.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024