Belum lagi ada pelanggan yang tidak bisa berkomunikasi akibat hilangnya baterai menara Telkomsel.

Palu (ANTARA News) - Pihak Telkomsel Kota Palu, Sulawesi Tengah, merugi sekitar Rp3 miliar akibat pencurian 129 baterai menara telekomunikasi dalam kurun Juni hingga Desember 2013.

Kepala Unit I Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Sulawesi Tengah, Kompol Hidayat, di Palu, Kamis, mengatakan kerugian tersebut adalah hitungan sementara dari pihak Telkomsel Palu saat memberikan keterangan ke polisi.

"Belum lagi ada pelanggan yang tidak bisa berkomunikasi akibat hilangnya baterai menara Telkomsel. Itu ada hitungannya tersendiri," katanya.

Polisi sendiri telah menangkap 11 komplotan pencuri di beberapa lokasi di Kota Palu pada 22 Januari 2014. Tiga dari sebelas pelaku adalah mantan karyawan Telkomsel Palu yang mengajak teman-temannya mencuri baterai.

Hidayat mengatakan para pencuri itu menjual baterai kepada penadah dengan harga Rp10 ribu per kilogram. Satu unit baterai itu sendiri beratnya berkisar 40 kilogram hingga 60 kilogram.

"Rencananya baterai itu akan dijual ke Surabaya," katanya.

Fungsi bateri tersebut adalah memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama, seperti saat pemadaman atau hubungan arus pendek. Baterai itu juga memberikan kesempatan beberapa saat untuk menghidupkan genset sebagai pengganti listrik utama.

Selain mengamankan 129 baterai, polisi juga menyita tiga sepeda motor sebagai barang bukti.

Pihak Telkomsel Palu sendiri mengaku kehilangan 858 baterai selama 2013.

"Ini yang sedang kami lacak, ke mana semua baterai itu dijual," katanya.

Salah seorang tersangka mengaku telah mendapatkan Rp10 juta selama dia beraksi mencuri baterai bersama komplotannya. "Uangnya habis begitu saja," kata pria berinisial RK ini.

Selain menangkap pencuri, polisi juga menangkap dua orang penadah barang curian berinsial MT dan LT, dan seorang lagi masih menjadi buronan.

"Polisi sudah mengetahui identitasnya, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa tertangkap," katanya.

(R026)

Pewarta: Riski Maruto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014