Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri (Deplu) mengirimkan enam stafnya sebagai bagian dari tim negosiasi dalam memperkuat kontingen perdamaian Indonesia di Lebanon. Pernyataan tersebut dikemukakan Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda kepada wartawan seusai membuka program beasiswa seni dan budaya negara ASEAN+3 dan Pasifik di Gedung Nusantara, Jakarta, Rabu. Menurut Menlu, staf Deplu tersebut selain menjadi bagian dari tim negosiasi, juga akan menjadi penasehat politik dalam kontingen pasukan perdamaian Indonesia. Para staf Deplu tersebut, lanjut Menlu, merupakan tenaga terlatih dalam bahasa Arab, Perancis dan Inggris. Pada awalnya, Deplu berniat memperbantukan tiga orang stafnya ke Lebanon namun karena ada permintaan dari TNI maka ditambah menjadi enam orang. Selain enam staf Deplu dari Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut juga telah mulai beroperasi sejak bulan lalu untuk mempersiapkan kedatangan pasukan Indonesia. Sementara itu untuk mempersiapkan kedatangan pasukan TNI yang akan menjadi bagian dari pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon pada akhir September 2006, Indonesia akan segera mengirim tim pendahulu ke wilayah tersebut. Menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra, tim pendahulu terdiri atas 12 orang, untuk mempersiapkan keperluan logistik, akomodasi serta hal teknis lainnya, bagi pasukan TNI yang akan bertugas di Lebanon. "Namun, jumlah tim pendahulu bisa bertambah dan akan berangkat pada 20 September mendatang," katanya, menambahkan. Saat ini Batalyon Mekanis Operasi Pemelihara Perdamaian (OPP) PBB yang akan bertugas enam bulan hingga satu tahun itu, tengah menjalani latihan pratugas di Markas Divisi-1/Kostrad, Cilodong, Bogor. Dalam resolusi PBB 1701 yang berhasil mewujudkan gencatan senjata Israel-Hizbullah, PBB diberi kewenangan menempatkan hingga 15.000 tentara penjaga perdamaian untuk membantu 15.000 tentara Lebanon dalam memperluas otoritas di selatan dan Indonesia berkontribusi mengirimkan satu batalyon pasukan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006