Investor masih cemas dengan inflasi, defisit transaksi berjalan, dan perlambatan ekonomi Indonesia

Jakarta (ANTARA New) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah sebesar 45 poin menjadi Rp12.198 dibanding sebelumnya Rp12.153 per dolar AS.

"Pergerakan rupiah dibebani oleh keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tadi malam yang kembali mengurangi program pembelian obligasi menjadi 65 miliar dolar AS," kata analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan optimisme bank sentral AS (the Fed) yang akan melakukan pengurangan stimulus secara berkeberlanjutan seiring dengan momentum pemulihan ekonomi Amerika Serikat juga membuat investor khawatir bahwa program itu akan berakhir pada tahun 2014.

Di lain pihak, lanjut dia, investor masih menantikan data ekonomi yang akan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan depan.

"Investor masih cemas dengan inflasi, defisit transaksi berjalan, dan perlambatan ekonomi Indonesia," kata dia.

Sementara itu, Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan pasar sedang mencari momentum baru untuk menentukan langkah investasi selanjutnya.

"Setelah FOMC, pasar akan mencari sentimen baru dari data-data ekonomi eksternal maupun domestik," kata dia.

Tercatat, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.226 dibanding kemarin di posisi Rp12.154 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014