Jakarta (ANTARA) - Perusahaan keamanan siber Kaspersky menegaskan tidak terlibat dalam aktivitas yang mengancam keamanan nasional Amerika Serikat (AS), sebaliknya, mereka justru mengatakan telah berkontribusi signifikan dalam melindungi negara tersebut dari berbagai ancaman siber.

"Kaspersky tidak terlibat dalam aktivitas yang mengancam keamanan nasional Amerika Serikat dan, faktanya, telah memberikan kontribusi signifikan dalam pelaporan hingga perlindungannya dari berbagai pelaku kejahatan siber yang menargetkan kepentingan dan sekutu dalam negeri tersebut," kata Kaspersky dalam pernyataannya yang diterima ANTARA, Senin (24/6).

Kaspersky merespons keputusan Departemen Perdagangan AS yang melarang penggunaan perangkat lunak mereka di negara tersebut.

Baca juga: Pemerintah AS kenakan sanksi kepada eksekutif Kaspersky

Baca juga: AS larang penjualan perangkat lunak Kaspersky karena risiko keamanan


Perusahaan menyatakan keputusan itu tidak mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan penjualan dan mempromosikan penawaran dan/atau pelatihan intelijen ancaman dunia maya di AS.

Mereka menilai bahwa pihak Departemen Perdagangan AS mengambil keputusannya berdasarkan iklim geopolitik saat ini dan kekhawatiran teoretis, bukan berdasarkan evaluasi komprehensif terhadap integritas produk dan layanan Kaspersky.

"Perusahaan bermaksud untuk mengambil semua opsi yang tersedia secara hukum untuk mempertahankan operasi dan relasinya saat ini," kata perusahaan yang berbasis di Rusia tersebut.

Kaspersky menyatakan selama lebih dari 26 tahun pihaknya telah berhasil menjalankan misi membangun masa depan yang lebih aman dengan melindungi lebih dari satu miliar perangkat.

Mereka menyediakan produk dan layanan terbaik kepada pelanggan di seluruh dunia untuk melindungi mereka dari segala jenis ancaman dunia maya, dan telah berulang kali menunjukkan independensinya dari pemerintah mana pun.

Selain itu, Kaspersky juga menyatakan bahwa mereka telah menerapkan langkah-langkah transparansi yang signifikan untuk menunjukkan komitmen terhadap integritas dan kepercayaan.

Larangan ini juga dinilai telah menghilangkan kebebasan konsumen dan organisasi untuk memilih perlindungan yang mereka inginkan, memaksa mereka menjauh dari teknologi anti-malware yang ditawarkan Kaspersky.

Hal ini menyebabkan gangguan besar bagi pelanggan yang harus segera mengganti teknologi yang telah mereka andalkan selama bertahun-tahun.

Kaspersky menganggap keputusan Departemen Perdagangan AS itu telah mengabaikan bukti-bukti yang ada.

"Kami menantikan masa depan, dan akan terus membela diri terhadap tindakan yang berupaya merugikan reputasi dan kepentingan komersial kami secara tidak adil," kata Kaspersky.

Pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka melarang penjualan antivirus Kaspersky di negara tersebut, dan meminta warga Amerika yang menggunakan perangkat lunak tersebut untuk beralih ke penyedia lain karena adanya risiko keamanan.

Biro Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan AS mengatakan pihaknya memberlakukan larangan “yang pertama kali dilakukan”, dengan alasan bahwa Kaspersky mengancam keamanan nasional AS dan privasi pengguna karena perusahaan tersebut berbasis di Rusia.

“Rusia telah menunjukkan kapasitasnya, dan bahkan lebih dari itu, niatnya untuk mengeksploitasi perusahaan-perusahaan Rusia seperti Kaspersky untuk mengumpulkan dan menggunakan informasi pribadi orang Amerika sebagai senjata. Dan itulah mengapa kami terpaksa mengambil tindakan yang kami ambil hari ini,” kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam panggilan telepon dengan wartawan.

Baca juga: Kaspersky bagikan tips hindari penipu online di musim liburan

Baca juga: Laporan Kaspersky ungkap ancaman siber meningkat ke UMKM Indonesia

Baca juga: Ganti ponsel baru, jangan lupa hapus WiFi gawai lama

 

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024