Ia mengatakan rutin melakukan MCU minimal setahun sekali membuat pasien kanker mendapatkan penanganan dan pengobatan yang lebih baik ketimbang memeriksakan diri ketika sudah mulai merasakan gejala kanker.
“Jadi ada macam-macam deteksi dini, informasi udah banyak banget, bisa dicari lewat Google juga, tapi harus diingat juga deteksi dini tidak mencakup seluruh jenis kanker dan memang untuk kebanyakan kanker, pemeriksaan yang dilakukan tidak spesifik, makanya saya bilang lebih baik MCU saja setahun sekali,” kata Hubertus dalam gelar wicara daring oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta pada Senin.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pendeteksi dini kanker
Baca juga: YKI deteksi dini kanker Retinoblastoma dan serviks di Rusunawa
“Jadi perlu diingat, timbulnya gejala itu seringnya baru muncul di belakang. Sementara pasien biasanya baru datang sesudah ada gejala dan biasanya kalau sudah ada gejala itu berarti fungsi tubuh sudah diambil alih, sudah diganggu oleh sel kanker ini,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia menambahkan lebih baik masyarakat disiplin menjaga pola hidup sehat, mengingat gaya hidup berpeluang lebih besar menjadi faktor penyebab kanker dibandingkan keturunan.
Hubertus menyebutkan faktor genetik atau keturunan hanya mengambil porsi sebesar 5-10 persen sebagai penyebab kanker, sementara persentase gaya hidup menjadi penyebab kanker sebesar 70-90 persen.
Baca juga: Pro kontra kecerdasan artifisial untuk deteksi kanker payudara
Baca juga: PathGen menerima pendanaan untuk pengembangan alat deteksi kanker
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024