Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar menghadirkan upaya untuk memastikan para produsen dan distributor obat di Indonesia memiliki tingkat kepatuhan yang optimal.
Menurut Netty, tingkat kepatuhan yang optimal itu bernilai penting untuk menjamin obat yang beredar di tengah masyarakat dan dikonsumsi oleh masyarakat benar-benar terjamin keamanan dan kelayakannya.
"Kalau kita berbicara mengenai pengawasan berarti kita berhadap-hadapan dengan kepatuhan. Waktu itu kita sempat membahas tingkat kepatuhan yang sangat beragam. Tolong juga nanti dijelaskan seperti apa upaya kita agar tingkat kepatuhan ini optimal," kata dia dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Sistem Jaminan Keamanan dan Mutu Obat Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Baca juga: Anggota DPR minta penguatan BPOM untuk jamin keamanan dan mutu obat
Baca juga: BPOM RI dan Pemkab Banyuwangi bersinergi awasi obat dan makanan
"Ada obat ilegal berarti ada pengawasan yang lemah, seperti itu," ujar dia.
Sebelumnya, hal senada juga telah disampaikan oleh anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati. Ia mengatakan Indonesia masih menjadi negara yang mudah dimasuki, bukan hanya obat ilegal, melainkan narkotika karena ketiadaan aparat yang mengawasi.
"Kita ini negara yang sangat mudah dimasuki barang ilegal atau palsu dikarenakan ada border tertentu yang memang mudah sekali. Karena ada daerah-daerah yang tidak ada aparat hukumnya, angkatan lautnya sehingga masuk barang-barang ilegal, bukan hanya obat ilegal, narkotika dan lain-lain itu juga sangat gampang masuk ke Indonesia atau mudah sekali," ucap dia.
Sejalan dengan persoalan itu, Nurhayati lantas berharap keberadaan Panja Pengawasan Sistem Jaminan Keamanan dan Mutu Obat pun dapat memberikan solusi atas masalah-masalah terkait obat itu.
Baca juga: Pakar UGM: Anemia aplastik akibat obat sakit kepala jarang terjadi
Baca juga: Menkes minta BPOM wujudkan layanan mudah, bagus, dan murah
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024