Dengan teknologi yang tepat, kita bisa menghemat anggaran perbaikan jalan yang dikeluarkan setiap tahun. Dengan teknologi yang canggih, maka jalan tidak akan cepat rusak dan anggaran perbaikan jalan bisa dikurangi dan dimanfaatkan untuk keperluan laiJakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai kualitas jalan di wilayah ibukota masih jauh dari standar internasional, terutama dalam hal perbaikan yang masih menggunakan metode tambal sulam.
"Perbaikan jalan di Eropa, misalnya, menggunakan teknologi yang memperhitungkan konstruksi bawah jalan. Sedangkan, yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI selama ini hanya cara cepat, yaitu tambal sulam," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, sudah 10 hingga 20 tahun Dinas PU DKI tidak pernah melakukan pembongkaran atau perbaikan konstruksi bawah jalan. Setiap kali ada jalan yang rusak, lanjutnya, langsung ditambal saja.
Dengan cara tambal tersebut, dia menuturkan tidak heran jika jalan-jalan di wilayah ibukota mudah sekali rusak atau berlubang. Bahkan, bukan hanya disebabkan banjir, tetapi juga konstruksinya yang lemah.
"Setiap sekitar tiga menit, ada jalan rusak di Jakarta. Itu lah yang terjadi kalau selama ini yang dilakukan hanya menambal sulam jalan yang rusak. Konstruksinya pasti tidak diperhatikan lagi," tutur Ahok.
Oleh karena itu, dia meminta agar kali ini Dinas PU segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan berlubang, namun dengan menggunakan teknologi yang canggih.
"Apalagi pascabanjir seperti ini, biasanya menyisakan jalan-jalan rusak dan berlubang. Makanya, saya minta agar Dinas PU memperbaikinya dengan benar, pakai teknologi. Jangan asal tambal saja," ujar Ahok.
Selain itu, dia juga meminta agar Dinas PU DKI menerapkan cara-cara yang digunakan di negara lain dalam memperbaiki jalan rusak dan berlubang, terutama dengan memperhatikan konstruksi bawah jalan.
"Dengan teknologi yang tepat, kita bisa menghemat anggaran perbaikan jalan yang dikeluarkan setiap tahun. Dengan teknologi yang canggih, maka jalan tidak akan cepat rusak dan anggaran perbaikan jalan bisa dikurangi dan dimanfaatkan untuk keperluan lainnya," tambah dia. (R027/Z003)
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014