Seyogyanya pembangunan harus dari desa, sebab kalau pembangunan dari kota, orang-orang desa akan datang ke kota
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Roby Ardiwidjaja menyatakan wisata perdesaan yang menyuguhkan berbagai minat khusus dan memotivasi wisatawan berkunjung ke desa menjadi jawaban dalam upaya mendukung pembangunan berkelanjutan.

“Potensi Indonesia cukup mengagumkan. Menurut saya jagoan untuk daya tarik yang sifatnya khas Indonesia, sehingga peluangnya cukup besar untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata kelas dunia,” kata peneliti Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan BRIN tersebut dalam lokakarya yang dipantau di Jakarta, Senin.

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2023, Indonesia memiliki 83.971 desa/kelurahan. Sedangkan, jumlah kota hanya ada 98 kota dan 416 kabupaten.

Roby memandang bila orientasi pembangunan dari kota tanpa melibatkan desa, maka hal itu akan berdampak terhadap puluhan ribu desa di seluruh Indonesia.

Baca juga: Adaro kembangkan Desa Liyu Kalsel sebagai tujuan wisata budaya
“Seyogyanya pembangunan harus dari desa, sebab kalau pembangunan dari kota, orang-orang desa akan datang ke kota, sehingga yang terjadi di desa adalah urbanisasi dan kekurangan sumber daya manusia,” ujarnya.

Paradigma pembangunan pariwisata Indonesia ke depan adalah meningkatkan nilai tambah pariwisata.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menempatkan target utama berupa devisa dan nilai tambah pariwisata; kapasitas destinasi, industri, dan masyarakat; kapasitas sumber daya manusia; daya dukung lingkungan; serta citra pariwisata yang berdaya saing Nusantara.

Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan Indonesia memiliki 36 desa wisata tersertifikasi dengan catatan sebagai desa wisata berkelanjutan.

Baca juga: Kemenparekraf: Desa wisata hijau bisa datangkan turis berkualitas
Baca juga: Malahing, dari kampung nelayan menjadi desa wisata kebanggaan Kaltim

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024