Wilayah perairan di sekitar Pulau Padar memang sangat berisiko bagi kapal-kapal kecil, karena perairan tersebut langsung berbatasan dengan laut lepas, dekat Samudera Hindia selatan NTT
Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran mengimbau warga maupun pelaku pariwisata untuk meningkatkan kewaspadaan saat berlayar melalui perairan sekitar Pulau Padar di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Wilayah perairan di sekitar Pulau Padar memang sangat berisiko bagi kapal-kapal kecil, karena perairan tersebut langsung berbatasan dengan laut lepas, dekat Samudera Hindia selatan NTT," katanya dihubungi di Labuan Bajo, Minggu.

Ia menjelaskan pada periode bulan Mei-September, angin yang bertiup di wilayah NTT adalah angin Muson Timur yang berhembus dari Australia dan sifatnya kering. Perbedaan tekanan udara yang signifikan antara Australia dan Indonesia, lanjut dia, membuat kecepatan angin akan lebih tinggi.

Hal ini, kata dia, memicu tinggi gelombang di wilayah perairan yang dilewati angin tersebut.

Baca juga: Kapal diterjang ombak di Labuan Bajo, nakhoda kapal terjatuh ke laut

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar pesisir area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya.

Sebelumnya pada Sabtu (22/6) terjadi dua kecelakaan kapal akibat angin kencang dan gelombang tinggi di perairan Selatan Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo.

Kedua kecelakaan laut itu menimpa kapal pinisi KM Budi Utama dan kapal wisata jenis open deck bernama KM Hancur Karena Hobi 02.

Kepala Satuan (Kasat) Polisi Air dan Udara (Polairud) Polres Manggarai Barat AKP I Wayan merta meminta para pelaku pariwisata dan masyarakat segera melaporkan jika mengalami kecelakaan laut saat berlayar di perairan Labuan Bajo.

"Saat ini terjadi cuaca ekstrem, kita tidak bisa tebak di darat teduh, tapi di laut sementara gelombang," katanya.

Baca juga: BMKG: Waspada angin kencang pada empat pulau di NTT

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024