Logistik makanan jadi kebutuhan prioritas korban banjir, karena warga tidak memungkinkan memasak, termasuk perlengkapan bayi juga menjadi kebutuhan mendesak
Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), membuka posko darurat pascabanjir bandang yang menerjang Desa Sienjo dan Desa Sibalago, Kecamatan Toribulu.
"Posko darurat dibuka sebagai respon cepat pemerintah dalam melakukan penanganan banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parigi Moutong Aminuddin dihubungi dari Palu, Minggu.
Ia menjelaskan saat ini posko darurat juga dijadikan tempat pengungsian di Desa Sienjo, berlokasi di kantor kepala desa setempat, dengan jumlah warga terdampak sekitar 110 orang dari 33 Kepala Keluarga (KK).
Baca juga: BPBD Sulteng: Banjir bandang terjang dua desa di Parigi Moutong
"Logistik makanan jadi kebutuhan prioritas korban banjir, karena warga tidak memungkinkan memasak, termasuk perlengkapan bayi juga menjadi kebutuhan mendesak," ujarnya.
Ia mengemukakan diupayakan secepatnya dibuka dapur umum untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat terdampak. Adapun tanggung jawab dapur umum melekat pada Dinas Sosial (Dinsos).
Baca juga: Tim gabungan seberangi sungai evakuasi korban banjir di Parigi Moutong
"Dapur umum akan dibuka di Desa Sibalago dan Desa Sienjo guna merespon kebutuhan dasar masyarakat," ucap Aminuddin.
Peristiwa banjir yang menerjang dua desa di Kecamatan Toribulu terjadi Minggu (23/6) pagi sekitar pukul 04:30 Wita sebagai dampak hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak dinihari, sehingga memicu luapan Sungai Toribulu hingga menggenangi pemukiman warga disertai material lumpur dan potongan kayu.
Selain Desa Sienjo dan Desa Sibalago, banjir juga terjadi di desa Tindaki dan Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, pada Sabtu (22/6) malam dipicu hujan lebat.
Baca juga: BNPB: 40 keluarga masih mengungsi karena banjir di Parigi Moutong
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024