Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua meminta tujuh kabupaten di provinsi ini agar segera menerapkan program stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) agar target 100 persen dapat tercapai pada akhir tahun 2024.

Staf Ahli Gubernur Papua bidang Kemasyarakatan dan SDM Daniel R Senis di Jayapura, Minggu, mengatakan program stop BABS ini ditargetkan mencapai 100 persen pada akhir 2024 sehingga pihaknya mendorong tujuh kabupaten agar segera menerapkan program tersebut.

“Tujuh kabupaten tersebut yakni Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Waropen, Kepulauan Yapen, Mamberamo Raya, dan Supiori,” katanya.

Baca juga: Pemkab Biak gandeng Unicef wujudkan 100 persen kampung stop BABS

Menurut Daniel, saat ini yang baru mencapai 100 persen stop BABS adalah Kabupaten Biak Numfor dan Kota Jayapura.

“Perilaku BABS tidak dapat disepelekan karena hal ini merupakan masalah serius yang berdampak merugikan lingkungan, serta berpotensi menularkan kuman penyakit seperti diare, tipes, disentri, dan kolera,” ujarnya.

Dia menjelaskan anak yang sering mengalami penyakit-penyakit tersebut akan terganggu tumbuh kembangnya dan pada akhirnya dapat mengakibatkan stunting, bahkan kematian.

Baca juga: Dinkes Biak-Unicef deklarasikan 271 kampung stop BABS

“Untuk itu, kami mendorong tujuh kabupaten tersebut agar segera mencapai target 100 persen di kampung dan kelurahan stop BABS, karena hal ini sesuai dengan amanat tujuan pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan UNICEF Papua Aminuddin Ramdan mengatakan pihaknya akan terus mendukung pemerintah dalam menggalakkan pentingnya sanitasi yang baik di kampung maupun kelurahan guna mengatasi stunting.

“Sebab sanitasi juga memiliki banyak keterkaitan dengan isu penyakit lain seperti polio, yang penularannya lewat tinja (kotoran manusia),” katanya.

Baca juga: Dinkes: 66 kampung di Jayapura bebas dari buang air besar sembarangan

Menurut Aminuddin, berdasarkan data yang dihimpun masih ada 500 kampung di Papua yang belum bebas dari BABS yang artinya praktik di lapangan masih ada BABS, yang berpotensi menularkan penyakit.

Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024