Waktu itu mereka (Satpol PP) Kampar sedang menyiapkan segala keperluan untuk menyambut kedatangan Menteri Sosial (Mensos) di Desa Tanah Datar."

Pekanbaru (ANTARA News) - Ratusan anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu pada Selasa sore terlibat bentrok di wilayah desa sengketa antar-dua daerah itu.

"Lokasi bentrok tepat di desa yang menjadi perebutan dua wilayah ini, yakni Desa Tanah Datar," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada Antara di Pekanbaru, Selasa malam.

Menurut informasi dari saksi-saksi di lokasi kejadian, bentrokan dipicu oleh rencana Satpol PP Rokan Hulu (Rohul) yang ingin membongkar berbagai spanduk dan baliho perayaan hari jadi Kabupaten Kampar di Desa Tanah Datar, Kecamatan Kunto Darussalam.

Pemkab Kampar kemudian menerjunkan ratusan Satpol PP ke lokasi kejadian hingga langsung berhadapan dengan anggota dari lain wilayah itu.

"Waktu itu mereka (Satpol PP) Kampar sedang menyiapkan segala keperluan untuk menyambut kedatangan Menteri Sosial (Mensos) di Desa Tanah Datar," kata Zaiman (43), warga setempat.

Namun anggota Satpol PP Rohul memberikan peringatan dan larangan dengan didukung sejumlah warga.

Bentrokan akhirnya terjadi pada pukul 16.00 WIB antara kedua kubu tersebut.

Mereka saling melempar batu hingga dikabarkan menyebabkan beberapa orang menjadi korban luka-luka.

Bentrok Satpol PP ini juga dipicu oleh aksi keras warga yang berpihak desa tersebut berada di kawasan Kabupaten Rohul yakni dengan membuka paksa spanduk dan membakarnya.

Aparat kepolisian sempat menenangkan amukan massa tersebut, namun negosiasi antara kedua pemerintah daerah itu tidak berjalan mulus.

"Saya sudah dapat informasi terkait peristiwaa itu, namun belum diketahui jumlah korbannya," kata AKBP Guntur.

Informasi kepolisian di lokasi kejadian, selain ada korban luka, sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua juga menjadi amukan massa kedua kubu.

"Namun belum dapat didata secara pasti berapa kerugian akibat kerusuhan itu," katanya. (FZR)

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014