Jakarta (ANTARA) - Saat ini, dunia fotografi semakin luas, tak lagi harus menggunakan studio dengan peralatan yang kompleks. Salah satunya, cukup dengan ponsel pintar untuk memotret objek hobiis seperti otomotif, termasuk di dalamnya sepeda motor atau mobil. Hasilnya berupa street fotografi otomotif yang punya segmen pasar tersendiri.

Hal itu kemudian ditunjang dengan kemudahan yang ditawarkan sosial media sebagai ajang publikasi hasil dari foto-foto otomotif. Alhasil, street fotografi otomotif kini semakin populer dan digemari.

Ibnu, praktisi di komunitas fotografi otomotif di Senayan City, Jakarta Pusat, mengungkapkan, fotografi otomotif seperti menggabungkan dua hobi sekaligus, hobi motret dan hobi otomotif. Mereka yang gandrung pada dunia otomotif umumnya tak bosan untuk memelototi foto-foto sepeda motor atau mobil meski dihasilkan dengan cara yang amatir sekalipun.

Wajar jika kepopuleran fotografi otomotif semakin meluas didorong prosesnya yang cenderung mudah dan sederhana.

Apalagi, sebagai objeknya komunitas otomotif kini juga semakin berkembang dengan berbagai komunitas motor yang bervariasi desain, aksesoris, dan visualnya yang unik. Sehingga, fotografer bisa memotret dimanapun untuk menunjang hobi fotografi otomotifnya.

Menurut Ibnu, kepopuleran fotografi otomotif memang mulai meningkat akhir-akhir ini. “Awalnya orang iseng motret di jalanan, lalu karena banyak yang menyukai hasilnya banyak orang lain jadi ikut tertantang dan mencoba,” ujarnya.

Dalam perjalanannya fotografi otomotif berkembang menjadi sebuah aliran teknik memotret tersendiri. Karena, objek yang diambil menjadi sasaran umumnya berada di ruang publik maka fotografi ini biasanya dalam kondisi candid atau tanpa pengarahan khusus.

Foto-foto yang diambil dalam fotografi otomotif biasanya hanya bisa dilakukan di ruang terbuka seperti jalanan dengan berbagai pemandangan seperti, gedung-gedung tinggi, jalanan yang natural, hingga ke pelosok. Dengan kamera-kamera yang tak susah dibawa, fotografer bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah.

Fotografi otomotif, kata Ibnu, jelas berbeda dengan aliran fotografi yang lain termasuk foto studio yang lebih terarah. “Foto studio formal fokusnya memotret hal yang sudah diarahkan. Sedangkan, fotografi otomotif memotret suatu objek yang tidak terarah dan tidak bisa dengan mudah dikontrol,” katanya.

Fotografi otomotif berfokus pada produk-produk otomotif seperti mobil dan motor sebagai obyek. Sehingga, aliran ini memberikan kesan yang bebas, eksploratif, dan sesuai dengan keinginan sang fotografer.

Mengenai teknik memotret, Ibnu berkata, fotografi otomotif tidak memerlukan teknik yang tinggi ataupun peralatan yang rumit. Cukup dengan sering mengasah kemampuan dan intuisi untuk memotret sebuah momen yang tepat. Prinsipnya fotografi otomotif di jalanan adalah tentang momentum yang tepat, karena kerap kali objeknya bergerak dengan cepat.

Pengalaman memotret berbagai jenis otomotif yang ditemui di jalanan menjadi salah satu cara untuk mengasah intuisi dan kemampuan memotret ala fotografer otomotif.

“Semakin sering seseorang turun ke jalan, maka dia akan paham mengenai ‘timing’ untuk memotret ketika obyek melintas,” kata Ibnu.

Sebenarnya hampir semua orang bisa menghasilkan foto otomotif yang memikat.

Menurut fotografer otomotif, Atalah, fotografi otomotif tidak kalah dengan genre-genre dalam fotografi yang lain. Fotografi otomotif memiliki keistimewaan tersendiri karena bisa berfokus pada produk otomotif sesuai dengan selera fotografer.

Sehingga, hasil dari fotonya tak terbatas. Bahkan, tak jarang hasil potret dari hunting di momen atau event otomotif bisa menjadi foto komersial, travel, dan lifestyle.

Keunggulan lainnya, kata Atalah, fotografer tak perlu memikirkan suatu konsep yang berat dan kompleks untuk pemotretan produk otomotif. Karena, foto memang dihasilkan dengan situasi yang tak terkendali atau terkontrol dalam rencana.

Menurut Atalah, fotografi otomotif lebih berfokus pada kemampuan kepekaan, intuisi, dan penilaian fotografer dalam melihat otomotif tersebut.

Dengan begitu, foto yang dihasilkan dapat berbeda di setiap waktunya. Untuk mengasah kemampuan memotret ala fotografi otomotif, cukup dengan memiliki kamera dan mengerti teknik dasar yang mendukung “Ketika melihat otomotif yang menurut kita menarik dan bagus, langsung saja difoto,” ujar Atalah.


Lokasi Khusus

Di Jakarta, komunitas fotografi otomotif memilih lokasi Senayan City di Jakarta Pusat sebagai tempat para komunitas otomotif untuk berkumpul. Dari berbagai macam jenis otomotif seperti motor classic, motor gede, hingga mobil custom menjadi obyek bidikan kamera mereka.

Para fotografer tersebut akan mengabadikan keindahan visual dari pecinta otomotif tersebut.

“Wilayah ini dipilih karena ada obyek dan spot yang bagus untuk fotografer,” kata Raffi Aji salah satu fotografer otomotif.

Para fotografer otomotif biasanya akan berpencar dari Jalan Hang Lekir sampai depan Mal Senayan City. Mereka akan mencari spot yang mendukung estetika dari foto mereka.

“Biasanya kami berpindah-pindah, kadang di tikungan Jalan Hang Lekir, kadang di depan Senayan City, tergantung pencahayaan saja,” kata Raffi.

Satu kesamaan yang dimiliki oleh banyak fotografer adalah sama-sama membuat karya melalui foto. Namun bedanya masing-masing memiliki ciri khas dari hasil karyanya yang menjadi identitas dan branding mereka sendiri. Biasanya hasil foto akan di-grading oleh komunitas sesuai dengan identitas sang fotografer. Editing foto dalam hal ini berperan penting dalam menunjang kualitas hasil fotografi otomotif.

“Karya kita bisa berbeda dari yang lain itu saat tahap pengeditan, dari grading sampai perbedaan warna atau tonenya,” katanya.

Misalnya saja ada yang cenderung menyukai warna lembut kebiruan sebagai tone dasar karyanya dan itulah yang menjadi gaya khasnya dalam grading.

Menurut para fotografer otomotif, Senayan City memberikan banyak aspek pendukung yang menambah nilai estetika untuk foto yang mereka hasilkan, seperti gedung-gedung, jalanan, dan aspek pendukung lainnya.

Raffi Aji membagikan pengalamannya saat menjadi fotografer otomotif di Senayan City. “Kami cenderung memilih lokasi hunting yang bukan cuma memotret kendaraan, tapi juga bisa mengkombinasikan foto dengan latar belakang modern yang bernuansa berbeda sehingga meningkatkan nilai estetika dari foto yang diambil,” kata Raffi.

Umumnya mereka menjadikan fotografi otomotif ini sebagai hobi saat waktu senggang. Sebab sebagian besar dari mereka memiliki profesi lain selain sebagai fotografer otomotif.

Ibnu misalnya adalah seorang wedding organizer, sementara memotret merupakan pekerjaan sampingannya.

Sedangkan Atalah tercatat masih sebagai mahasiswa semester 2 di sebuah perguruan tinggi ternama di Jakarta. Praktis hanya saat akhir pekan atau libur kuliah saja ia menjalani hobi dan profesi fotografer otomotif. Ia juga bekerja sebagai stringer di media.

Memang rupanya, profesi fotografer otomotif ini ternyata cukup menjanjikan untuk menghasilkan pendapatan tambahan di waktu senggang.

Tak begitu rumit, mereka cukup mengunggah hasil jepretan mereka melalui instagram kemudian diberi watermark. Jika para pecinta otomotif tersebut ingin mendapatkan foto tanpa watermark, mereka bisa mengontak pemiliknya atau fotografer yang memotretnya untuk membeli foto tersebut.

Tidak hanya untuk bisnis, penggunaan media sosial ini juga bermanfaat untuk membangun relasi mereka hingga luar wilayah, yang rupanya saat ini sudah semakin banyak terbentuk komunitas street fotografer otomotif.

Ada yang punya komunitas fotografi otomotif se-Bogor misalnya yang biasanya saling berbagi informasi untuk hunting foto bersama.

Tidak hanya memotret, para fotografer ini juga berkolaborasi dengan komunitas otomotif untuk membuat konten kreatif yang akan diunggah di sosial media mereka. Hasil karya mereka juga menyampaikan cerita dan emosi yang mampu menarik perhatian audiens yang lebih luas.

Banu salah satu anggota pecinta otomotif mengatakan, dengan hadirnya fotografi otomotif faktanya sangat membantu memperkuat komunitas sekaligus me-rebranding aktivitas mereka.


Foto Outdoor

Melakoni hobi fotografi otomotif sebenarnya susah-susah gampang. Kendaraan otomotif sebagai objeknya memerlukan kesabaran yang tinggi karena perlu momentum yang pas untuk mendapatkan hasil foto yang prima.

Di satu sisi, kecepatan kendaraan juga berbeda-beda, sehingga kecakapan dalam memanfaatkan momen yang pas tak bisa dipelajari dari sekadar teori namun harus diasah dengan latihan dan jam terbang yang tinggi. Obyek yang bergerak inilah yang menjadi tantangan tersendiri dalam fotografi otomotif.

Belajar mendalami fotografi otomotif ini pun memang harus selalu harus latihan. Namun ada juga tips dan trik agar kemampuan semakin terasah.

Beberapa tips untuk memotret dalam fotografi otomotif di antaranya, usahakan untuk menjaga ketajaman foreground dan background kamera.

Untuk memastikan seluruh hasil potret menghasilkan aspek foto yang sama ketajamannya, atur dan naikkan F-stop aperture kamera. Tetapkan di antara level f/14 serta f/20, sehingga kamera menyesuaikan agar hasil potret tidak lebih gelap.

Ambil sudut pandang wide dan close-up. Seseorang tidak perlu memilih salah satunya, namun bisa memulai dengan mengambil kedua sudut pandang kamera tersebut ketika sesi foto dimulai. Sehingga, hasil foto yang dapatkan pun variatif dan lebih jelas, terutama dari sudut pandang close-up yang menekankan visual dari komponen mobil tertentu.

Sedangkan, sudut pandang kamera wide akan membuat visual kendaraan bisa dinikmati dari angle berbeda yang lebih dinamis.

Sebaiknya menghindari mengambil foto pada siang hari, sebab sinarnya terlalu terang. Waktu yang tepat dan dirasa terbaik untuk foto otomotif adalah sebelum matahari terbit serta setelah matahari terbenam.

Pada waktu tersebut, cahaya yang dihasilkan lembut karena tidak ada paparan sinar matahari secara langsung. Hasil potret otomotif pun akan menonjolkan visual mobilnya.

Fotografer bisa menggunakan tripod serta reflektor sebagai alat bantu. Tripod untuk potret jarak jauh, sedangkan reflektor bisa digunakan ketika memotret otomotif dari jarak yang dekat.

Tips berikutnya adalah mengatur ISO level di kamera ke tingkat paling rendah, sebagai cara agar bintik-bintik pada hasil foto bisa dikurangi. tips satu ini akan membantu dalam meningkatkan kualitas hasil jepretan fotografi sehingga semakin prima kualitasnya.

Merebaknya fotografi otomotif mewarnai ekonomi kreatif di tanah air sekaligus membuktikan bahwa kehadiran fotografer otomotif tidak hanya memberi warna baru bagi dunia fotografi, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi komunitas otomotif.

Dengan semakin banyaknya konten berkualitas yang dihasilkan, diharapkan semakin meningkatkan kualitas visual otomotif di satu sisi memberikan peluang dari subsektor ekonomi kreatif.


*) Penulis adalah penikmat otomotif dan fotografi, aktivis Minus One Production, dan mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.

Copyright © ANTARA 2024