Dalam diskusi dengan forum Redaktur Sumatera Utara di gedung PWI Sumatera Utara di Medan, Selasa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, guguran lava pijar itu ditemukan dalam pemantauan pada pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB.
BNPB juga mencatat aktivitas Gunung Sinabung menimbulkan 89 kali guguran abu vulkanik, satu kali gempa vulkanik dalam, 30 kali gempa hybrid, tiga kali gempa berfrekuensi rendah.
Meski Gunung Sinabung diketahui mengeluarkan lava pijar, tetapi kondisi gunung tidak dapat dilihat secara utuh karena tertutup kabut dan cuaca mendung.
Dari pemantauan yang dilakukan, suhu udara di kawasan Sekitar Gunung Sinabung cukup dingin yakni 17 hingga 18 derajat celsius.
Pihaknya mencatat jumlah pengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung Sinabung tersebut mencapai 29.816 jiwa atau 9.330 kepala keluarga.
Dari jumlah pengungsi tersebut, tercatat 3.163 orang yang dikategorikan kelompok rentan yakni warga lanjut usia 2.000 orang, ibu hamil 263 orang, dan bayi 900 orang.
Menurut Syamsul, ketika kondisi mulai aman, pihaknya telah menyaksikan langsung tingkat kerusakan rumah dan tanaman masyarakat akibat awan panas dan abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Sinabung.
Ketika hujan turun dalam jumlah banyak dan mengikis abu vulkanik yang menyelubungi rumah dan tanaman masyarakat, pihaknya mengetahui kerusakan tidak terlalu besar.
"Kalau hujan terus menerus, nampak tidak banyak rumah dan tanaman yang rusak," katanya.
Namun kondisi itu terkadang sulit dilihat karena perumahan dan tanaman masyarakat terus menerus diselebungi abu vulkanik dan hujan jarang turun.
"Kalau tidak erupsi, potensi hujan besar. Kalau erupsi, uap air yang ada terserap debu," katanya.
(I023/Z003)
Pewarta: Irwan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014