Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menyatakan bahwa siklus penurunan BI rate yang tetap dipertahankan oleh otoritas moneter menunjukkan kondisi makro ekonomi yang sehat, apalagi ditunjang oleh penurunan inflasi yang diharapkan secara bertahap.
"Penurunan suku bunga akan mendorong investasi. Ini akan memudahkan bagi perusahaan, baik kecil atau besar, untuk mulai berinvestasi. Ini juga memudahkan petani mendapatkan kredit. Secara keseluruhan ini akan menjadi positif buat ekonomi ke depan, apalagi dengan inflasi yang terus turun," kata Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Andrew Steer di Jakarta, Rabu.
Dia mengisyaratkan bahwa penurunan itu menunjukkan keyakinan otoritas moneter akan kondisi makro ekonomi ke depan.
Dikatakannya sektor investasi yang belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada semester I harus mengalami peningkatan, terutama investasi swasta.
"Investasi harus naik pada semester II dan kami yakin itu akan naik dan kami sudah melihat ada tanda-tanda ke arah itu. Tapi memang investasi pada semester I cukup mengecewakan. Ketika kita memasuki 2007, hal yang penting adalah bahwa investasi swasta naik dengan cepat dan kami yakin itu akan terjadi," katanya.
Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (5/9), memutuskan untuk melanjutkan gelombang penurunan suku bunga BI Rate menjadi 11,25 persen dari sebelumnya 11,75 persen.
Bank Indonesia sejak April 2006 terus menurunkan suku bunganya dari sebelumnya 13 persen menjadi 12,75 persen, dan menjadi 12,50 persen pada Mei 2006, menjadi 12,25 persen pada Juli, menjadi 11,75 persen pada Agustus, serta menjadi 11,25 persen pada September 2006. (*)
Copyright © ANTARA 2006