Washington (ANTARA) - Mantan Direktur Senior Asia Dewan Keamanan Nasional AS era kepresidenan Donald Trump, Allison Hooker mengatakan, mendalamnya hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia dapat menjadi faktor yang mendorong Korea Selatan untuk mempertimbangkan program nuklirnya sendiri.

Pernyataan tersebut disampaikan Hooker pada Jumat (21/6) di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak keamanan dari pertemuan puncak Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Pyongyang pada Rabu (19/6) untuk menunjukkan peningkatan kerja sama militer.

“Saya pikir kita tidak bisa mengesampingkan fakta bahwa Korea Selatan terus bergerak, mungkin lebih cepat, menuju program nuklirnya sendiri. Dan kita harus mencari tahu bagaimana perasaan kita mengenai hal ini di AS dan juga dalam konteks aliansi,” kata Hooker.

Putin dan Kim menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang mencakup sebuah pasal yang menyerukan agar satu pihak memberikan bantuan militer kepada pihak lain “tanpa penundaan” jika terjadi invasi bersenjata.

“Tetapi saya pikir ini pasti, hubungan yang semakin mendalam dengan Rusia mendorong mereka ke arah itu,” tambah Hooker.

Hooker juga mengatakan bahwa meningkatnya kemitraan antara Pyongyang dan Moskow turut meningkatkan pentingnya aliansi antara Seoul dan Washington, serta meningkatkan kekhawatiran mengenai hal yang akan terjadi pada aliansi tersebut setelah pemilihan presiden AS pada bulan November.

“Kita sudah hidup di dunia yang sangat tidak menentu dan penuh tekanan, namun menurut saya hal ini justru menambahnya,” tuturnya.

Senada, Mantan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, Daniel Russel, menyebut perkembangan terakhir dalam hubungan antara Korea Utara dan Rusia sebagai kemunduran serius bagi kepentingan China.

Hal ini memberi Kim lebih banyak ruang untuk bermanuver, membuatnya lebih mudah untuk mengabaikan kepentingan China, kata Russel.

Sejak tahun lalu, kemitraan Putin-Kim mengalami peningkatan yang signifikan.

Washington telah mengungkapkan bahwa Korea Utara telah memasok amunisi dan senjata lain kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina. Sebagai imbalannya, Pyongyang telah mencari bantuan untuk membantu memajukan program senjatanya.

Sumber: Yonhap

Baca juga: Korsel desak Rusia hentikan kerja sama militer dengan Korut

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024