ekspedisi laut Arafura dirasa sangat penting agar bisa mengetahui kondisi terkini sumber daya laut dan keanekaragaman hayati dari perairan Maluku yang berada di antara Australia dan Pulau Papua.
Ambon (ANTARA News) - Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) LIPI Ambon merencanakan ekspedisi ke Laut Arafura, terkait adanya laporan penurunan stok perikanan di perairan wilayah Maluku tersebut.
"Pelaksanaannya sekitar April nanti. Kami akan memperbarui data-data di sana, termasuk adanya informasi dari Kementerian Perikanan bahwa terjadi penurunan stok perikanan di Arafura," kata Kepala BKBL LIPI Ambon, Augy Syahailatua, Selasa.
Ia mengatakan Laut Arafura masih menjadi isu sentral mengenai masalah perairan dan perikanan di Indonesia, yakni aktivitas ilegal fishing di kawasan yang terkenal sebagai wilayah tangkapan udang dan jenis ikan-ikan dasar, seperti kerapu dan kakap.
Oleh karena itu, ekspedisi laut Arafura dirasa sangat penting agar bisa mengetahui kondisi terkini sumber daya laut dan keanekaragaman hayati dari perairan Maluku yang berada di antara Australia dan Pulau Papua tersebut.
"Terjadi penurunan stok ikan, saya kira itu bisa saja terjadi karena kapal-kapal ikan yang biasanya beraktivitas di sana, sekarang lebih banyak berlabuh di pelabuhan (Pelabuhan Perikanan Nusantara -red)," katanya.
Menurut Augy, agenda utama ekspedisi Laut Arafura akan diutamakan pada penelitian kondisi perairan, seperti salinitas, suhu air, pola arus, kadar oksigen, transparansi laut dan sebagainya.
Hasil dari penelitian tersebut kemudian akan dibandingkan dengan data-data lama tentang Laut Arafura.
"Hasilnya penelitian itu adalah data pembanding dengan yang lama agar bisa diketahui apakah ada perubahan atau tidak, itu penting sekali untuk adanya tindakan lanjutan," katanya.
Laut Arufura merupakan wilayah perairan Maluku yang berada di antara Australia dan Pulau Papua di Samudra Pasifik, luasnya 650 ribu km persegi dengan kedalaman maksimalnya 35,68 km.
(KR-IVA)
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014