Istanbul (ANTARA) - Lebih dari tiga perempat sekolah di Jalur Gaza perlu dibangun kembali atau dipulihkan sebelum bisa dibangun kembali, kata badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Jumat (21/6).

"Di Gaza, lebih dari 76 persen sekolah memerlukan rekonstruksi atau rehabilitasi besar-besaran agar dapat berfungsi kembali," UNRWA mengutip pernyataan dari Global Education Cluster.

Global Education Cluster, yang didirikan pada 2017, merupakan mekanisme koordinasi antara organisasi bantuan yang bekerja di bidang pendidikan dalam kasus pengungsian internal yang disebabkan oleh konflik. Kegiatan tersebut dipimpin bersama oleh UNICEF dan organisasi kemanusiaan Save the Children.

UNRWA menambahkan bahwa, meski perang sedang berlangsung di Gaza, timnya "terus menjangkau anak-anak dengan kegiatan bermain dan belajar."

Badan PBB itu menekankan bahwa "pendidikan adalah hak asasi manusia yang mendasar" dan gencatan senjata perlu diwujudkan di wilayah kantong tersebut.

Sebagian besar sekolah di wilayah Palestina telah diubah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan ribu orang yang mencari perlindungan dari pemboman Israel yang sedang berlangsung.

Selain itu, banyak di antaranya yang hancur total atau rusak parah akibat serangan gencar yang berlanjut sejak 7 Oktober 2023.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB soal tuntutan gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus dilancarkannya di Gaza sejak serangan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023.
 
Warga Palestina yang menjadi korban jiwa akibat serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza sejak Oktober lalu telah melebihi 37.400 orang, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang terkepung itu.

Lebih dari 85.600 orang juga terluka dalam serangan gencar tersebut, kata Kemenkes.

Lebih dari delapan bulan setelah perang dilancarkan oleh Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituduh melakukan genosida.

ICJ dalam keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserbu Israel pada 6 Mei.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PBB: 39 juta ton reruntuhan menggunung di Gaza akibat agresi Israel

Baca juga: PBB tak dapat ambil pasokan dari Kerem Shalom sejak 18 Juni


 

Komisaris UNRWA sebut situasi di Gaza saat ini belum pernah terjadi

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024