Korban tertimbun reruntuhan diperkirakan berada sekitar 90 meter dari luar terowongan dari panjang terowongan berjarak sekitar 120 meter."
Padang (ANTARA News) - Badan SAR Nasional (Basarna) dan Kepolisian Resort masih fokus melakukan pencarian empat korban yang tertimbun dalam terowongan tambang di berada di kawasan Perambahan Dusun Data Gulandi Desa Batu, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.
"Pencarian atau evakuasi korban tertimbun masih tetap dilakukan, jadi tidak ada penghentian oleh Basarnas," kata Kapolres Kota Sawahlunto, Kapolres Kota Sawahlunto, AKBP Moehammad Syafrial saat dihubungi dari Padang, Selasa.
Menurut dia, lobang terowongan yang tertutup akibat ledakan tersebut baru tergali sekitar 15 meter dari luar terowongan.
"Korban tertimbun reruntuhan diperkirakan berada sekitar 90 meter dari luar terowongan dari panjang terowongan berjarak sekitar 120 meter," ungkap dia.
Tim SAR selain melakukan pengeboran lobang terowongan untuk evakuasi korban tertimbun tersebut, lanjut Moehammad Syafrial juga melakukan pemasangan blower guna mengurangi tekanan gas metana yang ada di dalam terowongan.
Dia mengatakan, sementara itu tiga orang saksi telah dimintai keterangan terkait ledakan yang terjadi dalam terowongan tambang batubara hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia, serta empat masih tertimbun.
"Tiga orang saksi yang diperiksa petugas merupakan pekerja tambang yang berada ketika kejadian tambang meledak," kata dia.
Dia menambahkan, keterangan saksi sementara diperoleh informasi dimana ketika itu pekerja sedang memperbaiki blower yang ada di dalam terowongan tambang batubara.
"Namun ketika melakukan perbaikan blower tersebut terjadi percikan api hingga menyebabkan terowongan tambang meledak," ungkap dia.
Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar, Yazid Fadli, menyatakan Tim SAR gabungan membuat lubang baru untuk mengeluarkan gas metan dari lubang tambang batubara.
"Gas metan dalam lubang tambang terus meningkat sedangkan korban harus dikeluarkan. Cara yang dilakukan adalah membuat lubang baru untuk memasang blower guna mengeluarkan gas metan di dalamnya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar, Yazid Fadli, di Padang Senin.
Menurutnya, tingginya kadar gas metan dalam lubang menyulitkan evakuasi para korban meski tim SAR sudah memakai masker oksigen. Akan tetapi upaya menggunakan masker belum optimal karena masih bisa terhirup.
"Kalau itu dipaksakan, bisa memakan korban jiwa yang baru, apalagi di lubang itu masih ada reruntuhan batu sehingga tim harus kerja ekstra," ujarnya.
Sampai saat ini belum ada batas waktu pencarian korban meski harus menghadapi medan yang sulit dalam evakuasi di dalam terowongan tambang. "Kita ingin korban harus divakuasi semoga aja dalam waktu satu minggu berhasil ditemukan," jelas Yazid Fadli.
Sementara itu Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat, Ade Edwar menyatakan, lokasi pencarian empat korban tertimbun di dalam terowongan yang amblas di pertambangan batu bara milik PT Dasrat Sarana Arang Sejati di kawasan Perambahan Dusun Data Gulandi Desa Batu, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto terdeteksi adanya peningkatan gas metana.
"Terdeteksi adanya peningkatan gas metana saat Tim SAR melakukan pencarian korban tertimbun di dalam terowongan penambangan batubara," katanya.
Dia menambahkan, peningkatan gas metana tersebut sangat membahayakan tim SAR dalam melakukan pencarian korban terimbun dalam terowongan tambang batubara.
"Tim SAR harus memasukan udara segar dengan cara penambahan beberapa unit blower di lokasi kejadian," ujar dia. (*)
Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014