Jakarta (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan migrasi program Akses Internet yang dikenal juga sebagai BAKTI AKSI secara bertahap ke layanan Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) di 2024.

Migrasi tersebut dilakukan agar dapat memaksimalkan penyediaan infrastruktur digital menjadi lebih efisien.

Plt. Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI Kominfo Tri Haryanto mengatakan adapun akses internet yang dimigrasikan merupakan akses yang menggunakan teknologi satelit Ku-Band yang masih menggunakan skema penyewaan.

Baca juga: BAKTI masih lakukan survei untuk pembangunan BTS di area kahar

Baca juga: Menkominfo pastikan IKN miliki konektivitas andal


"Dikarenakan biaya sewa itu cukup mahal. Sedangkan kita kini sudah punya kapasitas yang besar dari satelit Ka-Band (SATRIA-1) ya maka dari itu kita alihkan dengan yang Ka-Band," kata Tri di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat.

Tri kemudian menjelaskan selama ini BAKTI AKSI hadir untuk akses informasi di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dengan menggunakan beragam teknologi mulai dari kabel fiber optik, akses wireless Microwave Link, hingga satelit Ku-Band.

Namun untuk penyediaan akses internet BAKTI AKSI dengan satelit Ku-Band selama ini skema yang digunakan ialah skema penyewaan yang cukup memakan biaya.

Maka dari itu, setelah hadirnya SATRIA-1 yang memiliki kapasitas besar 150 Gbps dan dikelola langsung oleh BAKTI Kominfo tanpa perlu biaya tambahan akhirnya diputuskan ada akses internet dari BAKTI AKSI yang harus dimigrasikan agar penyediaan infrastruktur digital bisa lebih efisien.

Hingga 31 Mei 2024, BAKTI AKSI telah tersedia di 18.697 lokasi di wilayah-wilayah 3T dan perbatasan. Adapun yang akan dimigrasi di 2024 ke layanan SATRIA-1 akan dilakukan di 4.063 lokasi.

Adapun SATRIA-1 diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada Minggu (18/6/2023). SATRIA-1 menjadi satelit terbesar di Asia dengan total kapasitas layanan 150 Gbps, satelit dengan teknologi VHTS (Very High Throughtput Satellite) itu menjadi Ka-band pertama yang dimiliki oleh Indonesia.

SATRIA-1 sudah mulai beroperasi dan akan memberikan layanan di 37 ribu titik fasilitas publik yang mencakup fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, kantor pemerintahan, serta kantor-kantor keamanan di wilayah perbatasan.

Baca juga: Proyek Palapa Ring Integrasi dalam tahapan studi kelayakan

Baca juga: BAKTI beri dukungan konektivitas di lima titik di Ibu Kota Nusantara

Baca juga: BAKTI optimistis selesaikan target bangun BTS di area kahar Juni 2024

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024