Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pers Indonesia bisa mendorong perkembangan demokrasi nasional dengan menghindari dan memastikan tidak ada pihak menggunakan kampanye hitam.
"Terkait dengan pers, Presiden pesan, menjelang pemilu dihindari black campaign," kata Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin usai melaporkan kesiapan penyelenggaran Hari Pers Nasional 2014.
Margiono mengatakan yang dimaksud kampanye hitam, salah satunya adalah mengembangkan atau memberitakan sesuatu yang sebetulnya tidak ada berlebihan dan terus menerus selama berminggu-minggu.
"Itu adalah menyampaikan, memberitakan dan menginformasikan yang sesuatu tidak ada tetapi diada-adakan oleh pers, berminggu-minggu dijadikan topik," kata Margiono.
Untuk mendorong kemajuan demokrasi, kata Margiono, justru yang harus didorong adalah menyampaikan apa adanya mengenai para calon anggota legislatif maupun calon presiden, baik yang buruk maupun yang baik.
"Kalau negative campaign, ok, pers punya kewajiban untuk membuka keadaan riil, boleh katakan yang baik, buruk semua sampaikan," katanya.
Margiono mengatakan Presiden mengatakan meski sebagian besar media massa di tanah air telah menerapkan prinsip pemberitaan yang berimbang dan jauh dari kampanye hitam, namun masih ada sebagian kecil yang melakukan pemberitaan yang tidak imbang.
"Jumlahnya tidak banyak cuma persen persen, tapi mengganggu, komponen pers harus bisa hilangkan itu," kata Margiono.
Sementara itu Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Kusaeni yang juga ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan Presiden mencontohkan beberapa hal yang tidak tepat dalam penyampaian informasi.
"Seperti bantuan Presiden untuk korban di Sinabung, yang sebetulnya kemasan paketnya bergambar lambang Kepresidenan ada foto yang seolah-olah gambar lambang partai," kata Kusaeni.
Pemimpin Redaksi LKBN Antara itu menambahkan, hal lain seperti nilai tenda yang digunakan Presiden bermalam di pengungsian, ada yang mengatakan Rp15 miliar padahal milik BNPB dan nilainya hanya Rp60 juta.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin, menerima pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang melaporkan persiapan peringatan Hari Pers Nasional 2014.
Peringatan HPN 2014 tingkat nasional akan berlangsung di Bengkulu. Presiden Yudhoyono akan menghadiri puncak peringatan tersebut sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Mendampingi Ketua Umum PWI, antara lain Anggota Dewan Pers Ninok Leksono, Ketua Dewan Penasehat PWI Tarman Azzam, anggota Dewan Kehormatan PWI Ishadi SK, anggota dewan kehormatan PWI Pusat, Ketua Dewan kehormatan PWI pusat Ilham Bintang, Sabam Siagian, Sekretariat Tetap Konfederasi Jurnalis ASEAN Akhmad Kusaeni, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah dan sejumlah tokoh lainnya.
Sementara Presiden Yudhoyono didampingi oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menkominfo Tifatul Sembiring.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014