"Kami mengimbau masyarakat untuk memastikan keaslian mata uang rupiah, salah satunya menggunakan metode 3D yakni dilihat, diraba, diterawang," kata Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Agus Susanto Pratomo dalam konferensi pers Polda Metro Jaya di Jakarta, Jumat.
Agus mengungkapkan imbauan ini dalam konferensi pers terkait temuan uang palsu Rp22 miliar di Jalan Srengseng Raya Nomor 3 RT 1/RW 8, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat pada Sabtu (15/6).
Teknik pertama yaitu dilihat, warna uang yang asli terlihat terang serta jelas dan terdapat benang pengaman yang ditanam pada kertas dengan suatu garis melintang atau beranyam dan berubah warna.
Kedua, diraba, pada setiap uang terdapat angka, huruf, burung garuda dan gambar utama bila diraba akan terasa kasar atau dikenal sebagai cetak "intaglio".
Baca juga: Polisi sebut uang palsu Rp22 miliar diproduksi sejak April 2024
Ketiga, diterawang, pada setiap uang terdapat tanda air berupa gambar pahlawan dan terlihat jelas bila diterawangkan ke arah cahaya atau biasa dikenal tanda air.
Dari terawangan itu terdapat huruf atau logo BI saling mengisi yang beradu tepat di muka dan belakang atau dikenal dengan "rectoverso".
Untuk menerapkan metode itu bisa memakai alat bantu sederhana yaitu dengan sinar matahari (UV) maupun kaca pembesar.
Bank Indonesia juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga dan merawat uang rupiah yang merupakan simbol negara, sekaligus mempertahankan keaslian uang rupiah.
Pihaknya juga senantiasa berkomitmen mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah dengan unsur pengamanan yang tidak dapat ditiru.
Baca juga: Kodam Jaya pastikan mobil dinas di TKP uang palsu milik purnawirawan
Bank Indonesia melalui sistem informasi sebagai pusat data, hasil penelitian dan pelaporan temuan uang palsu (counterfeit analysis center/CAC) menyatakan siap membantu penyelidikan oleh polisi.
"Kami siap mendukung penyelidikan Polri dalam bentuk memberikan klarifikasi atas uang yang diragukan keasliannya dan menyediakan tenaga ahli terkait nanti ciri keaslian uang rupiah," ujarnya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024