Ketiga desa yang terpasang EWS, yakni Desa Menawan dan Rahtawu (Kecamaan Gebog) dan Desa Japan (Kecamatan Dawe)

Kudus (ANTARA) - Tiga desa rawan tanah longsor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dilengkapi dengan alat deteksi dini early warning system (EWS) bencana tanah longsor sebagai upaya meminimalkan dampak dari potensi bencana alam tersebut.

"Ketiga desa yang terpasang EWS, yakni Desa Menawan dan Rahtawu (Kecamaan Gebog) dan Desa Japan (Kecamatan Dawe)," kata Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Mundir di Kudus, Jumat.

Baca juga: BNPB pasang EWS dilengkapi CCTV di sungai berhulu dari Gunung Marapi

Dari ketiga desa tersebut, kata dia, untuk Desa Menawan terdapat dua EWS yang terpasang di Dukuh Kambangan. Sedangkan dua EWS lainnya terpasang di Dukuh Semliro, Desa Rahtawu dan Dukuh Japan Lor, Desa Japan.

Untuk pemasangan hari ini (21/6), imbuh Mundir, dilakukan di Desa Japan yang merupakan bantuan dari BPBD Provinsi Jateng.

Pemasangan EWS tersebut, katanya, diawali dengan kegiatan sosialisasi terkait potensi bencana alam, salah satunya bencana tanah longsor.

Adanya EWS, diharapkan bisa meminimalkan dampak bencana karena lewat alat tersebut akan mendeteksi ketika terjadi gerakan tanah sehingga sirine akan berbunyi sebagai tanda bahwa masyarakat harus bergegas menuju tempat yang lebih aman dari bencana tanah longsor.

"Dari keempat EWS yang terpasang, semuanya merupakan bantuan dari BPBD Provinsi Jateng. Sedangkan lokasi pemasangannya memang pada daerah rawan tanah longsor," ujarnya.

Baca juga: BNPB uji EWS sebelum pemasangan di sekitar sungai di Gunung Marapi

Meskipun sudah ada alat deteksi dini tersebut, dia berharap, masyarakat tetap waspada, termasuk ketika mengetahui adanya retakan tanah untuk segera dilakukan antisipasi dengan penutupan lokasi tersebut dengan terpal atau alas yang bisa mencegah air hujan masuk ke dalam tanah.

Apalagi, imbuh dia, Desa Japan merupakan desa tangguh bencana (destana), sehingga masyarakatnya juga memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi di daerah rawan bencana, menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

Karena sebelum terbentuk destana, imbuh dia, desa setempat juga melakukan serangkaian persiapan, termasuk menyiapkan relawan yang dididik menjadi sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang bisa diandalkan dalam penanganan bencana alam.

Jumlah destana di Kabupaten Kudus sendiri saat ini tercatat sebanyak 33 desa dari 132 desa/kelurahan di Kabupaten Kudus.

Baca juga: BNPB survei pemasangan EWS di daerah terdampak bencana lahar dingin

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024