Samarinda (ANTARA) - Prajurit TNI AD yang ditempatkan di kawasan pedalaman Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), selain memiliki tugas utama menjaga teritorial demi kedaulatan NKRI, juga merangkap konvergensi stunting, baik berupa pencegahan maupun penanganannya.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung program pemerintah terkait percepatan penurunan stunting menjadi 19 persen di akhir 2024, dimulai dari wilayah binaan masing-masing, jika semua desa/kelurahan melakukan konvergensi, target nasional diyakini tercapai.
"Para bintara pembina desa (Babinsa) di wilayah binaan masing-masing harus membantu menurunkan angka stunting," kata Wakil Sementara Danramil 09/Biatan Kodim 0902/Kabupaten Berau Lettu Inf Budi Santoso melalui Penerangan Korem 091/ASN di Samarinda, Jumat.
Baca juga: DPMPD Kaltim libatkan pentahelix percepat penurunan stunting
Bantuan, lanjutnya, harus dilakukan, karena sepanjang Juni ini semua desa menggelar pertemuan untuk konvergensi percepatan penurunan prevalensi stunting, karena awal Juli mendatang akan dievaluasi untuk memastikan mengapa angka stunting di Provinsi Kaltim pada akhir 2023, hanya turun 1 persen, bahkan Kabupaten Berau naik 1,4 persen.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting di Kaltim pada akhir 2023 sebesar 22,9 persen, terjadi penurunan sangat kecil, yang tercatat 23,9 persen.
Prevalensi ini berasal dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, yakni Kabupaten Paser turun 2,5 persen dari 24,9 pada 2022 menjadi 22,4 persen pada 2023, Kabupaten Kutai Barat turun 1,1 persen, dari 23,1 menjadi 22 persen, Kutai Kartanegara turun 9,5 persen dari 27,1 menjadi 17,6 persen, Kutai Timur naik 4,3 persen dari 24,7 menjadi 29 persen.
Kabupaten Berau naik 1,4 persen dari 21,6 menjadi 23 persen, Penajam Paser Utara naik 2,8 persen dari 21,8 menjadi 24,6 persen, Kota Balikpapan naik 2 persen dari 19,6 menjadi 21,6 persen, Samarinda turun 0,9 persen dari 25,3 menjadi 24,4 persen, dan Kota Bontang naik 6,4 persen dari 21 menjadi 27,4 persen.
Baca juga: Kepala BKKBN sebut pentingnya sanitasi untuk cegah stunting di Kaltim
Baca juga: Pencegahan stunting melalui calon ibu di Kaltim tercapai 104,7 persen
Untuk membantu menurunkan prevalensi stunting di tiap desa/kelurahan, Budi Santoso bersama pihak terkait juga menjadi salah seorang narasumber dalam Rembuk Stunting di Gedung Serba Guna Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Tabalar, Berau, Kamis (20/6).
"Hal yang dibahas dalam pertemuan kemarin antara lain berdiskusi bersama untuk membuat komitmen terkait kegiatan dalam menangani stunting, karena pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu komitmen pencapaian pemerintah dalam tujuan pembangunan berkelanjutan," katanya.
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024